PALEMBANG - Tampaknya stigma masuk menjadi anggota kepolisian harus membayar mahal tidak berlaku bagi salah satu calon siswa Secaba Polri angkatan tahun 2017 bernama Wendi (21).
Betapa tidak, anak keempat dari empat bersaudara ini terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Dimana ayahnya, Burhanuddin (57), berprofesi sebagai buruh bangunan, sedangkan ibunya, Farida, 55, merupakan ibu rumah tangga.
Dengan penghasilan Rp100 ribu per hari, Burhanuddin hanya mampu menutupi biaya sehari-hari keluarganya. Dan dirinya masih tidak percaya anaknya mampu lulus seleksi menjadi anggota Kepolisian.
“Saya tidak pakai uang dan memang tidak ada uang,” ujar dia di kediamannya yang terletak di Jalan Lematang, RT 30 RW 04, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (5/8/2017).
Hanya saja, dirinya selalu berdoa meminta kepada Allah SWT yang terbaik buat putra saya dalam mengikuti seleksi polisi tahun 2017. “Dan Alhamdulillah akhirnya anak saya mampu lulus seleksi,” kata dia terisak air mata.
Pada kesempatan itu, dia berterima kasih kepada Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, agar seleksi tahun ini dapat berlangsung secara bersih dan transparan. “Pesan saya kepada anak nanti kalau mengikuti pendidikan dan telah berhasil menjadi polisi agar tidak terjerumus ke dalam narkoba,” pesan dia.
Sementara itu, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto, mengutarakan, dalam seleksi penerimaan Secaba Polri tahun 2017 tetap berpedoman kepada prinsip BETAH (bersih, transparan, akuntabel, dan humanis).
"Dalam seleksi kita one day service. Jadi saat itu tes dan saat itu juga diumumkan pengumuman lulus atau tidaknya," jelas dia.
Sumber: sindonews
.jpeg)
