Soekarno Pun Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Kalimat Ini Diucapkan Sri Sultan HB IX

Soekarno Pun Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Kalimat Ini Diucapkan Sri Sultan HB IX
Presiden pertama RI, Soekarno, saat menangis di makam Jenderal Ahmad Yani

Soekarno, sang proklamator ini dikenal sebagai pemimpin yang berwibawa dan penuh kharisma.

Apalagi ketika dirinya berpidato. Kemampuan orasinya kerap kali menyihir para pendengarnya. Tapi dibalik itu semua, Soekarno juga memiliki sisi-sisi lembut seperti orang pada umumnya.

Bahkan ia pun bisa menangis di hadapan banyak orang.

Salah satu cerita yang diabadikan sejarah yakni saat Sri Sultan HB IX memberikan bantuan uang untuk membiayai roda pemerintahan.

Sri Sultan HB IX saat itu mengucapkan kalimat yang membuat Soekarno menangis terharu.

"Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi. Silahkan lanjutkan pemerintahan ini di Jakarta," kata Sri Sultan saat itu kepada Soekarno sembari menyerahkan selembar cek 6 juta Gulden.

Kalimat itulah yang membuat Soekarno tak sanggup menahan derai air matanya. Sebuah ketulusan yang diberikan Sri Sultan HB IX dikala republik tak punya biaya menjalankan roda pemerintahan ditambah dengan situasi keamanan yang belum pulih.

Sejarah mencatat bahwa peristiwa itu terjadi tak lama setelah Soekarno dikukuhkan sebagai Presiden RI di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta pada 6 Desember 1949, atau setelah Soekarno dan Hatta kembali dari pengasingan. Sebelum peristiwa tersebut, Sri Sultan HB IX juga turut andil dalam memastikan jalannya roda pemerintahan. Semisal tawaran untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta.

"HB IX adalah sosok yang all out dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan republik ini," ungkap Prof Oetarjo, sejarawan dan guru besar UGM dalam sebuah kesempatan wawancara dengan para wartwan pada 2011 silam.

"Coba Anda bayangkan. Seorang Raja Jawa yang berwibawa mengumumkan dirinya tidak punya apa-apa di hadapan umum," tambahnya.

Menurut Oetarjo, kala itu memang Yogyakarta sudah tidak punya apa-apa lagi untuk menopang keuangan RI yang pindah ke Yogyakarta. Hampir semua biaya operasional untuk menjalankan roda pemerintahan, misalnya kesehatan, pendidikan, militer, dan pegawai-pegawai RI, saat itu dibiayai Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Oetarjo menambahkan, Sultan dan rakyat Yogyakarta memiliki andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Sultan dan rakyat bersatu tanpa pamrih memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan," ujarnya sambil menyeka air mata.

Halaman :

Berita Lainnya

Index