Kamu Wajib Tahu, 17 Fakta Mengejutkan Tentang Kemerdekaan RI

Kamu Wajib Tahu, 17 Fakta Mengejutkan Tentang Kemerdekaan RI

Sejauh ini, kita semua tahu, 17 Agustus 1945 merupakan tanggal diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan, sudah selayaknya kita, kini, sebagai generasi penerus bangsa untuk memperingatinya sebagai upaya untuk tidak melupakan sejarah.

Sebenarnya, banyak fakta-fakta unik dan mengejutkan yang terjadi saat proklamasi kemerdekaan tersebut. Spesial di Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berikut 17 fakta tentang kemerdekaan Indonesia yang wajib kamu ketahui.

1. Sukarno sedang tak enak badan saat memproklamirkan kemerdekaan RI

via Wikipedia.org

Soekarno begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Paginya, sebelum proklamasi, Bung Karno merasa tidak enak badan. Ternyata, penyakit malaria beliau kambuh. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat kemerdekaan.

“Pating greges (tidak enak badan, demam),” keluh Bung Karno pagi itu. Lalu dia tidur lagi. Pada pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!” ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati.

Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

2. Upacara proklamasi berlangsung sangat sederhana

Upacara yang terjadi saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 ternyata tidak meriah seperti sekarang. Kala itu, upacara berlangsung tanpa protokol. Tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam.

Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Bahkan, Micropon yang digunakan saat itu, dan dapat kita lihat gambarnya ketika Bung Karno membacakan Teks Proklamasi, ternyata adalah mikropon rakitan yang dipinjamkan oleh seseorang.

Tetapi, itulah kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!

3. Bendera pertama terbuat dari seprai dan kain penjual soto

Sang Saka Merah Putih adalah bendera Pusaka RI yang hingga kini masih disertakan dalam setiap upacara Peringatan HUT RI oleh Kepala Negara di Istana Negara Jakarta. Namun, karena alasan sudah tua dan rapuh, maka duplikatnya saja yang dikibarkan.

Konon, asal muasalnya, kain merahnya itu dari kain penjual soto dan kain putihnya dari kain seprai tempat tidur. Lalu dijahit oleh Ibu Fatmawati, istri Bung Karno menggunakan tangan, maka jadilah Bendera pertama RI.

4. Naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno di buang ke tong sampah

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah!

Naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah, seorang putera asal Aceh yang juga tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.

Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

5. Perintah pertama Presiden Soekarno adalah membeli 50 tusuk sate ayam

Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate!

Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).

“Sate ayam lima puluh tusuk!” perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor.

Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.

6. Hampir disita Jepang, dokumentasi proklamasi RI selamat karena kebohongan

Apa jadinya bila prosesi proklamasi tidak didokumentasikan dengan baik? Tentu tidak ada yang percaya dengan kejadian ini. Namun, berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini.

Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.

Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman kantor Harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

7. 17 Agustus adalah tanggal wafatnya pencetus Bahasa Indonesia dan pencipta lagu Indonesia Raya

Ternayta, 17 Agustus, selain menjadi tanggal kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga merupakan tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia.

Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, WR Soepratman wafat pada 1937. Selain itu, pencetus ilmu Bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk pun wafat di tanggal yang sama pada 1894.

8. Pemberian gelar proklamator setelah 41 tahun merdeka

via Kompas.com

Bung Karno dan Bung Hatta adalah Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Mereka berdualah yang menjadi proklamator bagi bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya. Namun, ternyata gelar Proklamator itu hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepada mereka selama 41 tahun!

Sebab, pada 1986 Permerintah Indonesia baru memberikan gelar Pahlawan Proklamator secara resmi kepada mereka. Kemudian, gelar kedua sebagai Pahlawan Nasional Indonesia baru diberikan pada tahun 2012, tepatnya pada hari Rabu 7 November 2012.

9. Proklamator hampir lebih dari dua orang

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya lebih dari dua proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta.

Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.

10. Ibu kota sempat pindah 3 kali dalam 4 tahun

Hanya Indonesia negara di dunia yang berpindah-pindah ibu kota dalam kurun waktu yang singkat sebanyak 3 kali. Setelah Jakarta (1945-1946), ibu kota pindah ke Yogyakarta (1946-1948), lalu pindah ke Bukittinggi (1948-1949) sebelum akhirnya kembali lagi ke Jakarta.

11. Soepeno, menteri pertama yang ditembak Belanda pasca-merdeka

Perjuangan kemerdekaan tak berhenti setelah proklamasi saja. Perjuangan itu tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda.

Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru.

Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi di sebuah pancuran air terjun.

12. Film Hollywood pertama tentang Indonesia dapat piala Oscar

Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously pada tahun 1982.

Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat piala Oscar untuk kategori film asing. Wow!

13. Indonesia masuk piala dunia sepak bola

Sepak bola merupakan salah satu olahraga paling digemari di Indonesia, namun tim nasionalnya tidak pernah menang Piala Dunia FIFA. Hanya sekali tampil pada tahun 1938, itu pun bukan membawa bendera Indonesia, melainkan Hindia Belanda.

Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk paling banyak ke-4 di dunia dan Brazil di peringkat ke-5, namun prestasi sepak bola kedua negara tersebut berbeda jauh.

14. Satu-satunya negara yang pernah keluar dan masuk lagi di PBB

Indonesia merupakan satu-satunya negara yang pernah keluar dari PBB. Bergabung pertama kali tahun 1950 sebagai anggota ke-60 PBB, kemudian Indonesia menarik keanggotaannya pada tahun 1965.

Soekarno, Presiden Indonesia saat itu sangat berang dengan keputusan PBB mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Lalu kemudian Soekarno mendirikan Conefo (Konferensi Negara-Negara Kekuatan Baru) sebagai tandingan PBB.

Sebelum keluar dari PBB, Soekarno sempat menyampaikan pidato dengan berapi-api di Sidang Umum PBB yang isinya meminta agar badan dunia tersebut dipindahkan markas besarnya ke luar Amerika Serikat.

Bukan hanya pidatonya saja yang berhasil mendapat berkali-kali tepukan tangan, namun Soekarno juga sukses menyelenggarakan Ganefo (tandingan Olimpiade, versi Conefo) yang diikuti 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Saat-saat itulah terakhir kali Indonesia memiliki pemimpin superpower dan menjadi salah satu negara yang paling disegani di seluruh dunia.

15. Akbar Tandjung adalah menteri kelahiran Indonesia pertama

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar ‘orang Indonesia asli’. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945.

Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.

‘Orang Indonesia asli’ pertama yang menjadi menteri adalah Ir. Akbar Tandjung, lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945. Dia menjabat Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

16. Tidak ada nama Jalan Soekarno-Hatta di Jakarta hingga 1985

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia.

Sampai detik ini, tidak ada Jalan Soekarno-Hatta di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apapun sampai 1985.

Nama mereka pun baru diabadikan menjadi nama bandar udara 40 tahun setelah Indonesia merdeka, Bandara Sukarno-Hatta. Lebih parahnya lagi, pemerintah baru secara resmi menyematkan gelar ‘proklamator’ kepada mereka pada tahun 1986, atau 16 tahun setelah Soekarno wafat.

17. Jenderal Soedirman ternyata tak pernah punya jabatan resmi

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Dia tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

Halaman :

Berita Lainnya

Index