16 Oktober 2017 Genap 18 Tahun, Masyarakat Kuansing Masih Terisolir

16 Oktober 2017 Genap 18 Tahun, Masyarakat Kuansing Masih Terisolir
Kondisi Jalan Menuju Baserah Bagian Utara yang Masih Terisolir Menjelang di Usia Kabupaten Kuantan Singingi yang ke 18 Tahun pada Tanggal 16 Oktober 2

KUANSING - Kurang dari 2 bulan menjelang Kabupaten Kuantan Singingi genap menapaki usia yang ke 18 tahun, sejumlah wilayah masih jauh dari kemajuan pembangunan infrastruktur. Hal itu di karenakan hanya di bagian perkotaan saja yang di bangun selama ini, sementara daerah terluar masih terisolir.

Sejumlah infrastruktur jalan yang seyogya nya merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat selama ini masih terabaikan, di karenakan korban dari politik demokrasi selama ini yang di laksanakan, sehingga cita-cita otonomi belum tercapai seutuhnya dan belum terdampak secara langsung terhadap kemajuan suatu daerah dan ekonomi masyarakat kalangan bawah.

Salah satu contoh yang bisa di lihat langsung saat ini di daerah Baserah Kecamatan Kuantan Hilir, tepatnya akses jalan dari Ibukota Baserah menuju ke sejumlah wilayah Baserah bagian Utara, seperti halnya jalan yang menghubungkan ke Desa Teratak Baru - Gunung Melintang sebagainya masih belum mencicipi kue dari pembangunan daerah.

Belum lagi jalan itu juga merupakan jalan penghubung antar kecamatan di Wilayah bagian Utara perkotaan, belasan ribu masyarakat yang menghuni daerah-daerah tersebut hingga saat ini masih dalam keterisoliran, saban hari bergulat dengan kubangan lumpur disaat musim hujan seperti sekarang, dan jika di musim panas bermandikan kabut debu yang pekat.

Namun di usia Kabupaten Kuantan Singingi yang akan menapaki usia ke 18 tahun pada 16 Oktober 2017 mendatang, yang hanya lebih kurang tinggal 56 hari lagi masyarakat berharap adanya perubahan di masa periode 2016-2021 dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Kuansing, Mursini - Halim.

"Kami belum merdeka, tolong perhatikan kami yang disini," demikian yang diucapkan oleh Ainun Jariah, Jumat (18/8/2017) yang merupakan salah seorang Guru di SMK Kuantan Hilir yang setiap harinya bersama para Guru lainnya dan Siswa selalu berjibaku dengan debu dan lumpur disaat hendak memberikan ilmu dan menuntut ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut. Demikian pula dengan masyarakat yang notabene merupakan petani dan sangat membutuhkan fasilitas jalan umum tersebut.

Rintihan mereka yang berada dan pengguna jalan yang penuh debu ataupun lumpur ini senantiasa menjadi bahan perbincangan di media sosial maupun dari bibir ke bibir masyarakat. Mungkin selama ini memang Kuansing berhasil meraih Adipura ataupun WTP, namun itu hanya untuk Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi belaka. Dan untuk apa semua itu di raih, jika masyarakat masih menderita serta mengalami keterisoliran dan belum merasakan keadilan yang merata.

Hampir 20 tahun lamanya masyarakat di bagian utara ini setiap tahun nya mengidamkan kue pembangunan, baik itu dari Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pemerintah Pusat serta sumbangsih Perusahaan yang beroperasi di wilayah Sektor Baserah selama ini belum menyentuh ke arah kehidupan masyarakat yang Sejahtera.

Kedepan, diharapkan adanya program yang lebih terarah untuk pembangunan daerah agar bisa terwujudnya Kuansing yang Sejahtera, guna untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang berkelanjutan.

"Setiap hari kami harus mengarungi kubangan lumpur dan jalan licin demi memberikan ilmu pengetahuan di sekolah kepada para siswa kami," ujar Rizky Firdaus yang juga salah seorang guru lainnya.

Ditengah kehingar bingaran jeritan masyarakat dengan keadaan yang seperti saat sekarang ini, kemana perusahaan yang katanya mempunyai program CD untuk meningkatkan Kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasionalnya tersebut?

"Kita berharap kapada pihak terkait agar memiliki hati dan sedikit simpati terhadap tangisan masyarakat, perusahaan yang juga sebagai pengguna jalan ini kini entah kemana. Dan kita berharap kepada pemerintah kabupaten untuk dapat memfasilitasi dalam bentuk kerjasama untuk pengaspalan jalan tersebut, terlebih ini akses satu-satunya yang ditempuh menuju ke sekolah tempat menuntut ilmu," tutur Ade Putra, salah seorang warga di Baserah.

"Kita yakin, jika Pemda Kuansing berkenan untuk segera menuntaskan dan menghapus tangisan serta rintihan ini, InsyaAllah segera terwujud. Sama hal nya dengan jalan di Kecamatan Benai beberapa waktu lalu bisa di bangun Perusahaan berkat desakan Pemda Kuansing," ujarnya dengan penuh harapan.

Untuk di ketahui, jalan yang sangat membutuhkan sentuhan pengaspalan ini sepanjang lebih kurang 10-15 KM dari Ibukota Baserah.***

Halaman :

Berita Lainnya

Index