Ojek Online di Pekanbaru Terpaksa Beroperasi Tanpa Atribut

Ojek Online di Pekanbaru Terpaksa Beroperasi Tanpa Atribut
Ilustrasi

PEKANBARU - Meski mendapat menolakan keras hingga terjadi bentrok antara taksi konvensional dan transportasi online (Gojek, Uber), aktivitas ojek online tetap berjalan seperti biasa. Namun para driver ojek online terlihat beroperasi tanpa atribut seragam lengkap.

Aktivitas para driver Gojek tanpa seragam lengkap ini mulai terpantau sejak Rabu (23/8/2017) hingga hari ini Kamis (24/8/2017) pagi. Dimana bisanya sebelum aksi bentrok terjadi, para driver terlihat memakai jaket dan helm Gojek, sementara sekarang hanya helm yang terlihat digunakan oleh para penumpang.

Hal ini diakui salah seorang driver Gojek, AM (27). Katanya, langkah tersebut memang disarankan untuk menghindari aksi keributan atau bentrok susulan dari taksi konvensional yang tidak terima keberadaan transportasi online.

"Buat sementara waktu kami tetap beroperasi tetapi kami disarankan tidak memakai atribut seragam dulu untuk menghindari keributan, apalagi kalau lewat tempat taksi yang ramai biasanya bahaya," ungkap AM, saat dikonfirmasi, Kamis (24/8/2018).

Namun menurut penjelasan AM lagi, ada sebagian driver yang memang belum mendapatkan atribut lengkap Gojek karena baru tergabung di ojek online ini.

"Ada juga yang memang belum dapa jaket dari kantor cuma helm aja, biasanya itu bagi yang baru gabung di Gojek," jelasnya lebih jauh.

Sebelumnya, Ridho pengemudi Gojek ini juga mengaku prihatin di tengah Kota Pekanbaru yang memiliki slogan Kota Madani terjadi insiden main hakim sendiri diduga yang mulai duluan adalah para sopir taksi konvensional.

"Sampai kapan kami mencari nafkah harus seperti ini Pak Walikota, apa mesti kami berdarah-darah untuk memenuhi kebutuhan hidup anak istri kami di rumah," kata Ridho yang merupakan salah satu pengemudi Gojek di Pekanbaru.

Di samping itu Ridho secara pribadi mengutuk aksi pemukulan yang dialami rekan-rekannya sesama pengemudi online.

"Coba itu yang mukul pikirkan bagaimana keluarga korban melihat anggota keluarganya dianiaya. Dia bukan pencuri, dia bukan koruptor, dia juga bukan perampok. Tapi kenapa kalian tega menganiaya sesama manusia," keluh Ridho.

Tentunya hal ini, kata Ridho, harus segera diatasi pemerintah daerah setempat dengan mengeluarkan peraturan yang sama-sama memihak warga masyarakat.

"Kami bekerja seperti ini juga karena tuntutan ekonomi, kami punya keluarga yang mesti kami nafkahi," ucapnya. Dilansir halloriau.

Halaman :

Berita Lainnya

Index