Bayi Kembar Siam di Tapteng, Sayangnya Meninggal Sesaat Dilahirkan

Bayi Kembar Siam di Tapteng, Sayangnya Meninggal Sesaat Dilahirkan

TAPTENG - Warga Dusun I, Desa Tapian Nauli IV, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah (Tapteng) mendadak heboh dengan kabar kelahiran bayi kembar siam, Rabu (4/10/2017) kemarin.

Sayangnya, usia bayi itu tak lama. Hanya beberapa jam kemudian, buah hati pasangan Rullah Sitompul (40) dan Resma Situmeang (36) ini meninggal dunia.

Bayi itu merupakan anak ke-6 pasangan tersebut.

“Iya, tadi di rumah sempat lahir, keluar kepalanya satu. Setelah itu dibawa ke puskesmas,” ujar nenek bayi yang tidak ingin namanya dipublikasikan saat disambangi wartawan di kediamannya.

Dikatakan, bayi itu lahir sekitar pukul 11.00 WIB. Bayi itu memiliki satu tubuh, dua kepala, empat tangan dan 2 kaki. Setelah meninggal, langsung dikebumikan di belakang rumahnya sekitar pukul 14.00 WIB.”Sudah langsung disemen. Takut kenapa-kenapa,” ucapnya.

Sementara, br Sitompul, kerabat dekat keluarga menuturkan bahwa bayi yang lahir secara normal dengan kelainan tersebut sempat dibawa ke Puskesmas Poriaha. Satu kepala sempat keluar hingga tiba di puskesmas. Sayangnya, setelah keseluruhan tubuh bayi tersebut lahir, nyawanya tak terselamatkan.

“Ada yang bilang sudah meninggal di kandungan baru sampai puskesmas. Ini anak ke-6. Dulu juga satu anaknya meninggal dunia,” katanya.

Terpisah, Bidan Rotua Sirait, penanggungjawab persalinan di Puskesmas Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, didampingi Dokter Fungsional Puskesmas Poriaha Hot Parsaulian Sihombing mengatakan bahwa setelah tiba di puskesmas, satu kepala bayi itu telah keluar.

“Kronologis persalinan kembar siam yang lahir siang tadi jam 10.30 WIB, ibu pasien datang ke Puskesmas Poriaha dengan kepala bayi satu keluar,” ucap Rotua yang menangani langsung persalinan bayi kembar siam itu.

Dijelaskan, setibanya Resma di Puskesmas Poriaha, pihaknya langsung menangani persalinan Resma.
“Petugas puskesmas didampingi dokter Hot, saya sendiri petugas bidannya, berusaha menolong si bayi dan mengeluarkan bayi,” katanya.

Namun, setelah berhasil mengeluarkan bayi itu, ternyata bayi sudah meninggal dunia.

“Bayi keluar dengan kondisi kembar siam dan (satu kepala) bayi sudah membiru akibat kelainan bawaan dan ternyata bayi sudah meninggal (dunia),” tuturnya.

Dijelaskan, setelah pihaknya berhasil mengeluarkan bayi itu, fisik bayi tersebut memiliki 2 kepala dengan satu badan.
“Satu badan dua kepala, tangannya ada empat, kaki dua, jenis kelamin laki-laki, 3.800 gram, normal,” jelasnya.

Kondisi si ibu, saat ini masih terus dilakukan penanganan didampingi suaminya. “Si ibu keadaan umumnya baik, pihak puskesmas sudah memberikan pertolongan dengan cairan infus dan pertolongan sesuai standar Puskesmas Poriaha,” katanya.
Sementara, dr Hot Parsaulian Sihombing menjelaskan, kelahiran kembar siam tersebut biasanya disebabkan genetik.

“Biasanya itu disebabkan faktor genetik dan sebenarnya si ibu selama kehamilan itu tidak pernah mengecek kehamilannya. Jadi, kami tidak tahu kayak mana situasi ibu itu dari dulu. Dia tidak pernah melakukan pemeriksaan ke puskesmas maupun ke rumah sakit,” katanya.

Dalam penanganan persalinan, dr Hot menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan pertolongan persalinan semaksimal mungkin.

“Sampai ke tempat (puskesmas, red) kami, wajah si bayi sudah membiru. Kita tidak tahu berapa lama kepala bayi sudah keluar dari rumah sampai ke sini,” ucap dr Hot sembari menuturkan bahwa kelahiran kembar siam yang pertama kali terjadi di Puskesmas Poriaha itu disebut Kembar Siam Torakopagus.

“Kembar siam di bagian dada dempet,” timpalnya. (Pojoksatu)

Halaman :

Berita Lainnya

Index