Artis Video HOT Sudah Putus, Si Cewek Kuliah di Jakarta, Cowok di Jogjakarta

Artis Video HOT Sudah Putus, Si Cewek Kuliah di Jakarta, Cowok di Jogjakarta

HARIANRIAU.CO - Identitas aktor dan artis video hot yang menghebohkan Samarinda Kalimantan Timur sudah diketahui. Saat ini, si cewek berinisial NI kuliah di Jakarta, sedangkan si cowok berinisial Ra kuliah di Jogjakarta. Ra, sudah berada di Samarinda sejak Selasa (24/20) sore. Saat video hot direkam bersama pasangannya Ni, Ra masih duduk di SMA favorit di Sungai Pinang, Samarinda.

Sekarang, saat rekaman yang diambil dari kamar superior di hotel bintang empat di Samarinda itu tersebar, Ra sudah tak menjalin hubungan dengan Ni alias sudah putus.

BACA: Waduh! Link Video Mesum Mahasiswi UI Hanna Annisa ini Bikin Merinding

Video Mahasiswi UI Diburu Warganet, Hanna Anisa Mendadak Terkenal

Polisi Kerahkan Pasukan Cyber Lacak Pelaku

Sampai saat ini, belum jelas pelaku dan motif yang menyebarkan video berdurasi 5 menit tersebut.

Kasat Reskrim Samarinda Kompol Sudarsono masih menunggu laporan penyidik sehubungan hasil pemeriksaan Ra.

“Kemungkinan masih diperiksa beberapa kali lagi,” ujar Sudarsono tadi malam.

Selain Ra, yang kini statusnya masih sebagai saksi, penegak hukum berencana memeriksa lima orang yang memiliki hubungan dengan peredaran rekaman. Namun, perwira berpangkat melati satu itu tidak buru-buru membeberkan identitas calon terperiksa.

“Yang jelas, pelapor dari pihak perempuan,” terang Sudarsono. Dia mengatakan, sampai semua jelas, berita acara pemeriksaan (BAP) baik saksi maupun korban tidak dibeberkan.

Di markas kepolisian Samarinda, kemarin (26/10), Ra memenuhi panggilan kepolisian. Pemeriksaan di ruang khusus berjalan tertutup. Lelaki ceking berambut hitam itu diperiksa mulai pukul 08.30 Wita.

Kurang lebih 10 jam Ra berhadapan dengan penyidik. Sementara Ni, pemeran perempuan, juga segera diperiksa. Pukul dua siang kemarin, anggota Satreskrim Polresta Samarinda bertolak ke Jakarta, kota Ni kuliah sekarang.

Video Ra dan Ni yang berisi adegan hubungan intim dibuat Juli 2016. Keduanya sudah memutuskan hubungan beberapa bulan lalu. Seorang alumnus dari sekolah mereka mengatakan, Ni kuliah di Jakarta.

Sedangkan Ra memilih universitas negeri di Jogjakarta. Rekan pasangan artis video hot itu mengatakan, sepertinya salah satu dari mereka sakit hati saat hidup berbeda kota.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Samarinda Sri Lestari menyayangkan penyebaran video mesum muda-mudi Kota Tepian. Dia berharap, video tersebut diblok agar tidak semakin luas dan viral di media sosial.

“Saya minta kepolisian mengusut tuntas pelaku yang terlibat,” kata istri wakil wali kota Samarinda itu. Dia menegaskan agar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik ditegakkan.

Sri turut meminta sekolah, khususnya di Samarinda, untuk membina peserta didik dengan intensif.

Cara itu dapat mencegah para pelajar bertindak menyimpang. Bukan saja pornografi, termasuk menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, kekerasan, dan menyinggung SARA.

“Penguatan di dalam keluarga sangat perlu. Tidak bisa semua ditumpukan kepada sekolah,” terangnya.

Dari penelusuran Kaltim Post, video hot itu dibuat saat kedua remaja masih di bawah umur. Rekaman diambil di sebuah hotel bintang empat berjaringan internasional di Jalan P Hidayatullah, Samarinda.

Ada banyak kesamaan ditemukan dari kamar yang Kaltim Post datangi dengan di dalam video. Dari penataan kamar, lampu baca, telepon hitam, tirai cokelat, dinding krem, pengatur suhu ruangan, hingga kotak penyimpanan (safe box).

Aktor dan artis video hot itu menyewa kamar dengan tempat tidur kembar atau twin bed bertarif paling murah. Untuk semalam, kamar kelas superior tersebut bertarif Rp 700 ribu.

Waktu rekaman juga didapati lewat penelusuran audio. Volume televisi yang sedang menyala saat video direkam memberi petunjuk penting. Televisi saat itu memutar saluran Net TV yakni program Entertainment Show Sore.

Dari saluran YouTube, audio yang persis dengan rekaman Ni adalah episode Rangga Moela, anggota boyband Smash, yang sedang mencari inspirasi fashion.

Dari jejak pengunggahan video itu di YouTube oleh Net itulah diperoleh tanggal 21 Juli 2016. Sedangkan waktu penayangan yakni pada lima menit terakhir acara atau 17.50–17.55 Wita.

Bahaya! Adegan Intim Remaja Dianggap Biasa

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Adrianus Meliala, menyebutkan ada beberapa kemungkinan yang terjadi dalam kasus tersebarnya video hot itu. Yakni, remaja menyukai hal eksibisionistik atau memperlihatkan apa yang dia lakukan.

Padahal, seusia mereka belum memiliki pola norma dan nilai yang kuat. Sehingga menganggap hal-hal yang berbau porno pun tanpa masalah dan biasa.

Alasan lain, remaja pada awalnya tidak berpikir panjang melakukan perilaku mesum. Bahkan sekaligus melakukan dokumentasi atas tindakan yang tak pantas itu.

“Mungkin niat awal hanya untuk dokumentasi pribadi. Ternyata tanpa disangka ada orang yang meng-upload dan menyebarkan,” ucapnya.

Dia menambahkan, ada kemungkinan perempuan dalam video yang bertindak pelaku sekaligus korban ini terjerat Undang-Undang Pornografi dan ITE.

Namun jika benar dalam video tersebut pelaku masih tergolong siswa dan berada di bawah umur, Adrianus berharap, status anak bisa diutamakan.

“Saya hingga saat ini belum melihat video itu. Tapi kalau benar usianya masih di bawa umur, sebisa mungkin ditangguhkan,” katanya.

Sementara itu, kriminolog lain, Bambang Widodo Umar, berpendapat masa sekarang ini dinamika kehidupan masyarakat meningkat sangat cepat. Jadi, kontrol sosial terhadap aktivitas anak lemah.

Di sisi lain berbagai pengaruh tontonan dan informasi yang tidak semestinya, terutama melalui handphone dan gadget lainnya sangat mudah mereka akses.

“Apalagi ditambah pendidikan agama yang kurang intensif. Kondisi ini antara lain yang memengaruhi kejadian itu. Sehingga bagi anak yang lemah bisa berpotensi melakukan tindakan menyimpang, misalnya dalam bentuk video mesum tersebut,” ucapnya dilansir pojoksatu.id.

Dia berharap, sudah saatnya para orangtua hingga guru sebagai pendidik di sekolah dapat membatasi anak dalam penggunaan handphone.

“Bagaimanapun perlu juga dilakukan kontrol secara insidentil terhadap aktivitas anak sebagai upaya pencegahan,” ujarnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index