TKI Aceh Ditembak di Malaysia, Tak Disangka Pelakunya Selingkuhan Istrinya

TKI Aceh Ditembak di Malaysia, Tak Disangka Pelakunya Selingkuhan Istrinya
M ZUBIR (30), warga Lamno, Aceh Jaya yang menjadi korban penembakan pada 26 Oktober 2017 sekitar pukul 00.10 waktu Malaysia / serambi indonesia

HARIANRIAU.CO - Muhammad Zubir (30), seorang warga Desa Babah Ie, Kecamatan Jaya (Lamno), Aceh Jaya, ditembak oleh orang tidak dikenal di tempat cuci mobil (doorsmeer) yang merupakan tempat ia berkerja pada Selasa (24/10/2017) sekitar pukul 00.10 WIB. diketahui, korban ditembak pada saat sedang tidur. Doorsmeer itu sendiri berlokasi di Felda, Desa Keraton 3 Bandar Tun Razak, Tamping Negeri, Pahang, Malaysia.

Ismuhadi, adik sepupu korban pun membenarkan bahwa kakakna adalah putra asli Lamno yang tinggal di Desa Babah Ie pada Kamis (24/10/2017).

Zubir sendiri sudah 4 tahun merantau di Malaysia dan bekerja sebagai tukang cuci mobil.

“Tiba-tiba pada Selasa dini hari ia ditembak oleh orang tak dikenal, tepat di kepalanya sebanyak dua kali,” ungkap Ismuhadi yang mengaku sangat terpukul atas kejadian tersebut.

Selama di Malaysia, Zubir tinggal bersama adiknya, Syahrul Ramadhan. Keduanya merantau ke Malaysia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Di Lamno, diketahui mereka adalah salah satu warga miskin, hingga membuat keduanya nekat merantau ke Malaysia dengan harapan taraf kehidupannya berubah menjadi lebih baik.

Peristiwa ini pun dibenarkan oleh H Sudirman, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) RI asal Aceh.

Menyangkut kasus itu Sudirman mengaku telah berupaya membangun komunikasi dengan Abu Saba, pihak Grup Kana dan Grup Forum Persatuan Pemuda Aceh, serta masyarakat Aceh Perantauan yang ada di sana untuk mengurus proses pemulangan jenazah korban.

Tapi hingga Kamis (26/10/2017) siang jenazah korban masih disemayamkan di Rumah Sakit Tengku Afwan Afza Negeri Pahang, Malaysia dan belum dibolehkan dijenguk, karena masih dijaga ketat oleh pihak Kepolisian Diraja Malaysia.

Menurut Sudirman, pihaknya telah mengutus Tgk Amir, warga Aceh di Klantan, untuk melayat korban di rumah sakit (hospital). Namun, kemarin siang mereka belum diizinkan melayat. “Untuk itu, keluarga korban kita harap tenang dan tidak menanggapi hal-hal hoax, termasuk ada telepon yang menamakan pihak kedutaan dan meminta tebusan 16.000 RM untuk biaya pemulangan jenazah,” ungkap Sudirman.

Ia juga telah membangun komunikasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur guna menindaklanjuti hal tersebut. Sudirman bahkan telah berbicara langsung dengan adik korban yang Malaysia, yakni Syahrul Ramadhan. Ia masih sangat trauma atas peristiwa yang menimpa abang kandungnya itu.

Penyelidikan pun terus dilakukan, sampai Polisi Malaysia menangkap seorang wanita berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diduga sebagai dalang pembunuhan terhadap Muhammad Zubir.

"Diduga wanita itu adalah istri korban. Informasi itu juga saya peroleh dari warga Aceh di Malaysia,” kata Sudirman dilansir dari Serambi Indonesia.

Berdasarkan informasi dari Datuk Mansyur bin Usman, selaku Presiden Komunitas Aceh di Malaysia, kasus ini ada kaitannya dengan krisis rumah tangga antara korban dengan istrinya.

Melansir kembali dari Serambi Indonesia, hanya dijelaskan sekilas bahwa pada malam kejadian, sempat ada pertengakaran mulut antara korban dan istrinya.

Saking sengitnya pertengkaran tersebut, bahkan sempat keluar nada mengancam seperti hidup atau mati.

Zubir pun akhirnya keluar dari rumah dan malam itu memilih untuk tidur di doorsmer tempat kerjanya.

Saat dia terlelap itulah datang dua orang tak dikenal, lalu menembaknya di kepala dan muka. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa pria Lamno itu tak tertolong.

Diduga, dua orang tersebut adalah suruhan Asmiatun, nama istri Zubir.

Bahkan dikatakan, seorang dari eksekutornya itu disebut-sebit sebagai selingkuhan Asmiatun.

Karena dianggap mendalangi pembunuhan suaminya, Asmiatun pun ditahan polisi sejak 26 Oktober 2017 siang.

Sebelum menikah dengan M Zubir, Asmiatun adalah janda empat anak.

“Saat menikah, M Zubir masih berstatus lajang, sedangkan Asmiatun janda,” kata Presiden Komunitas Aceh di Malaysia, Datuk Mansyur bin Usman, Jumat (27/10/2017) malam dilansir dari Serambi Indonesia.

Datuk Mansyur juga menjelaskan bahwa Asmiatun berstatus sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), perkenalannya dengan Zubir pun berujung ke pelaminan.

Mereka menikah satu tahun yang lalu di Kuantan, Pahang, Malaysia. Namun, dalam pernikahan tersebut, keduanya belum dikaruniai anak.

Meski baru satu tahun menikah, pasangan ini pun dikabarkan kerap bertengkar.

Pemicunya sendiri adalah Asmiatun yang sering pulang lewat tengah malam ke rumah.

Jika ditegur dan dinasihati sang suami, Asmiatun malah marah dan terjadilah pertengkaran.

Keretakan rumah tangga pasangan ini kian parah saat Zubir memergoki sang istri jalan berduaan dengan pria lain.

Pada malam sebelum Zubir ditembak pun, ia terlibat pertengkaran lagi dengan Asmiatun. Sempat terlontar ancaman akan saling bunuh. Selain itu, Zubir juga mengancam akan pulang ke Aceh dan sebelum pulang dia akan ceraikan Asmiatun.

Pascakejadian, kepolisian pun menginterogasi adik korban, Syahrul Ramadhan.

Saat itulah Syahrul membeberkan bahwa sebelum kakaknya tewas ditembak, ia mendengar pertengkaran antara Zubir dan Asmiatun.

Penyidik kemudian memanggil dan menginterogasi Asmiatun. Akhirnya ia mengaku bahwa dialah yang mendalangi pembunuhan Zubir, sang suami.

Dari Aidil Azhar (23), adik kandung korban di Lamno, dua laki-laki suruhan Asmiatun itu adalah seorang warga Jambi dan satu kerja dengan korban di doorsmer.

Sementara satu orang lagi adalah warga Melayu, laki-laki inilah yang disebut-sebut sebagai selingkuhan Asmiatun.

Tersangka pelaku, menurut Aidil Azhar, selain membunuh korban, juga membawa kabur uang korban sebanyak 2.000 RM (sekitar Rp 10 juta lebih).

Pelaku juga melarikan paspor dan handphone Android milik korban,” kata Aidil Azhar didampingi kakak sepupunya, Ismuhadi atau Ismu Malaka, salah satu penyanyi Aceh.

smu Malaka malah menyebutkan bahwa antara Zubir dan Asmiatun sebetulnya sudah bercerai sebulan lalu. Zubir memutuskan untuk meninggalkan wanita itu guna menghindari pertengkaran yang dipicu oleh perselingkuhan sang istri.

“Asmiatun pernah meminta abang (M Zubir) untuk kembali lagi. Namun, abang tak bersedia lagi berumah tangga dengannya dan memilih untuk kembali ke Aceh. Tapi sayang, sebelum pulang ke Aceh ia telah dibunuh di Malaysia dan kami tak tahu lebih rinci tentang identitas dan latar belakang Asmiatun. Yang kami tahu dia itu warga Lombok,” ujar Aidil Azhar.

Sementara itu, Polisi Malaysia dikabarkan terus berupaya mengorek keterangan dari Asmiatun pascakejadian itu untuk memperjelas motif utama mengapa ia tega membunuh pria yang pernah ia cintai dan mencintainya.

Sudirman, sang anggota DPRD pun juga meminta Pemerintah Malaysia mengusut kasus tersebut hingga tuntas, karena pelaku telah menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja.

“Kita tidak bisa terima aksi pembunuhan tersebut dan meminta Pemerintah Malaysia untuk mengusut masalah ini hingga tuntas,” harap Sudirman.

Halaman :

Berita Lainnya

Index