Siswa Madrasah Meninggal Usai Suntik Vaksinasi Cacar

Siswa Madrasah Meninggal Usai Suntik Vaksinasi Cacar
Suasana duka di rumah Jumiarni 

HARIANRIAU.CO - Seorang siswa madrasah di Palembang meninggal usai mendapatkan suntik vaksinasi cacar di puskesmas.

Dilansir dari Sriwijaya Post pada Rabu (15/11/2017), Jumiarni (8) seorang siswa kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (14/11/2017).

Sebelum meninggal, Jumiarni mengalami sakit usai mendapatkan suntik imuniasi oleh Puskesmas 7 Ulu.

Imunisasi tersebut diadakan oleh sekolah Jumiarni.

Saat mencoba mengkonfirmasi kepada Puskesmas 7 Ulu, tidak ada satupun pegawai yang bersedia memberikan komentar.

Selain itu Kepala Puskesmas berdalih sedang rapat dan tidak tahu keberadaannya.

"Tidak tahu ibu sedang rapat, untuk nomor telepon saya tidak punya," kata seorang pegawai Puskesmas 7 Ulu.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jumiarni mengalami kelumpuhan usai mendapat suntik imunisasi, setelah dirawat selama tiga hari di rumah sakit Muhammadiyah palembang (RSMP), Jumiarni meninggal.

Meninggalnya Jumiarni tidak diduga sama sekali oleh kedua orang tuanya, karena sebelum mendapat imunisasi pada Jumat (10/11/2017), Jumiarni dalam keadaan yang sehat.

"Hari jumat itu, anak saya bangunnya pagi jam 5 subuh. Dia semangat sekali katanya akan ada imunisasi di sekolah," kata Meisyah, ibu Juniarti saat dikunjungi di RSMP.

Jumat siang setelah imunisasi, Jumiarti pulang sekolah dengan ceria dan tidak ada yang aneh.

Namun saat sore menjelang malam, tiba-tiba kaki kiri Jumiati tidak bisa digerakkan.

"Anak saya jadinya berbaring saja," ujarnya.

Sabtu pagi kondisi Jumiarti belum berubah juga.

Bahkan kaki kanan ikut-ikutan tidak bisa digerakkan.

Meisyah lalu buru-buru melapor ke Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Al Hikmah Gg Duren 7 Ulu Palembang, tempat Jumiarti bersekolah melaporkan kondisi anaknya.

Oleh pihak sekolah, orang tua Jumiarni disarankan membawa Jumiarni ke puskesmas.

Karena kondisi belum membaik, akhirnya petugas Puskesmas, merujuk Jumiarti dibawa ke RSMP, pada Sabtu sore.

"Kami ini orang tak punya, Puskesmas katanya menanggung semua biaya berobat," ujar Juniarto yang mendampingi istri menjaga Jumiarti di RSMP.

Namun hingga Senin sore, kondisi Jumiarni belum juga ada perubahan, bahkan tubuh Jumiarti mengalami demam.

"Dari sejak sakit belum bisa buang air besar. Kencing juga tidka teras oleh dia, tahu-tahu kasur sudah basah. Ya Allah ngapo anak aku cak ini, sakit apo," ucap ibu Jumiarni.

Selas pagi (14/11) kondisi Jumiarni semakin parah dan mengalami sesak napas.

Hingga akhirnya Jumiarti harus dibantu oksigen untuk bernafas, namun, sekitar pukul 09.00, nyawa Jumiarti tak tertolong dan meninggal dunia. 

Halaman :

Berita Lainnya

Index