Terpecahkan, Ternyata ini Penyebab Pluto Miliki Suhu Super Dingin

Terpecahkan, Ternyata ini Penyebab Pluto Miliki Suhu Super Dingin

HARIANRIAU.CO - Sebuah penelitian baru mengungkap misteri cuaca super dingin Pluto. Para peneliti menyebut partikel hidrokarbon di atmosfer Pluto yang bertanggung jawab atas suhu sangat rendah dari planet kerdil itu. “Pluto adalah satu-satunya planet yang diketahui memiliki suhu yang lebih digerakkan oleh partikel kabut daripada oleh molekul gas,” kata anggota tim peneliti sebagaimana dikutip space, Rabu 15 November 2017.

"Ini adalah semacam sistem baru dari iklim planet," kata penulis utama Xi Zhang, dari University of California, Santa Cruz, kepada Space.com. "Kami belum pernah melihat ini sebelumnya." Para peneliti menulis hal ini dalam penelitian baru yang dipublikasikan secara online Rabu 15 November 2017 di jurnal Nature.

Pemodelan kerja berdasarkan komposisi atmosfer Pluto telah memperkirakan bahwa suhu di sana akan berkisar sekitar minus 280 derajat Fahrenheit (minus 173 derajat Celsius). Namun saat pesawat penyidik Pluto milik NASA, New Horizons, mendekati planet itu pada bulan Juli 2015, suhu di sana tercatat sekitar 53 derajat Fahrenheit (30 derajat Celsius) lebih rendah dari perkiraan itu.

New Horizons juga melihat beberapa lapisan kabut membentang tinggi di atas planet kerdil itu, yang belum diketahui ilmuwan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh reaksi kimia di atmosfer bagian atas Pluto, di mana radiasi ultraviolet dari matahari berinteraksi dengan nitrogen dan metana untuk membentuk partikel hidrokarbon kecil.

Reaksi serupa diperkirakan terjadi di atmosfer bulan terbesar Saturnus, Titan, yang memiliki kabut begitu tebal sehingga mengaburkan pandangan permukaan.

Kabut Pluto adalah kunci untuk menjaga planet kerdil itu super dingin, kata Zhang dan rekan-rekannya. Mereka melakukan beberapa pekerjaan pemodelan mereka sendiri, menggunakan data yang dikumpulkan New Horizons tentang distribusi molekul gas dan partikel kabut.

Dilaporkan Kompas, tim menemukan bahwa kabut Pluto menyerap energi matahari secara efisien, namun juga memancarkan banyak energi itu kembali ke luar angkasa dalam bentuk radiasi infra merah (panas). Hasil pemodelan studi cocok dengan profil suhu Pluto yang diamati, kata Zhang.

Halaman :

Berita Lainnya

Index