IRT Rentan Menjadi Korban KDRT

IRT Rentan Menjadi Korban KDRT
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO, JAKARTA - Kekerasan terhadap wanita pada dasarnya tak mengenal usia, status ekonomi, maupun latar belakang seseorang.

Kekerasan seksual dan kekerasan rumah tangga (KDRT) acap kali menimpa seorang wanita tanpa alasan dan pertanda.

Terdapat beberapa pola yang cukup menarik untuk diperhatikan, yakni kekerasan lebih rentan terjadi pada ibu rumah tangga daripada wanita karier.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh seorang psikolog dan salah satu pendiri yayasan PULIH, Livia Iskandar, di acara kampanye #mulaibicara dan #talkaboutit yang diselenggarakan oleh Magdalene, Lentera Sintas Indonesia, dan Binus University di Fx Mall, Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Livia yang aktif membantu korban kekerasan domestik terutama yang menelan korban kaum wanita, mengatakan bahwa tak sedikit jumlah wanita karier yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, setelah memiliki keluarga.

"Ini masalah bargaining power. Wanita karier lebih jarang mengalami (KDRT) karena punya bargaining power, seperti 'Aku juga membawa 'sesuatu' ke rumah'. Sementara itu, ibu rumah tangga lebih transaksional," ujar Livia.

Transaksional maksud Livia adalah ibu rumah tangga biasa menyerahkan semua urusan keuangan pada suami karena berperan sebagai pencari nafkah sepenuhnya, sedangkan dirinya lebih menjadi pengurus anak dan rumah tangga.

Sebenarnya, wanita perlu percaya diri dan paham dalam mengelola keuangan dalam rumah tangga untuk mengetahui seluk beluk dan pencegahan atas masalah ekonomi rumah tangga yang merembet ke masalah lainnya, seperti tindakan KDRT. (Kompas)

Halaman :

Berita Lainnya

Index