Soal Ustad Abdul Somad, Masyarakat Diminta Tak Berstigma Negatif Terhadap Ulama

Soal Ustad Abdul Somad, Masyarakat Diminta Tak Berstigma Negatif Terhadap Ulama
Ustad Abdul Somad

HARIANRAIU.CO - Ketua MPR Zulkifli Hasan terus bersuara atas deportasi yang dialami Ustad Abdul Somad di Hongkong akhir pekan lalu. Dia meminta masyarakat tidak memberikan anggapan radikal kepada ulama.

Zulkifli Hasan menegaskan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus bersikap tegas dengan meminta klarifikasi kepada otoritas Hongkong. Sebab perlakuan itu sama saja persekusi. “Jangan terkesan ulama itu dianggap radikal, kan tidak baik,” ujar Zulkifli kepada JawaPos.com, Selasa (26/12).

Menurutnya, seharusnya Hongkong menghargai Ustad Abdul Somad yang akan berdakwah kepada para TKI di sana. Seharusnya semua pihak bisa saling menghormati. Makanya, Kemenlu harus memperoleh alasan dari Hongkong di baliknya pendeportasian kepada Ustad Somad. “Ya harus saling menghormati dan menghargai, dudu sama rendah berdiri sama tinggi,” katanya.

Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu meminta untuk menghilangkan stigma negatif terhadap ulama. Sebab dalam hal ini Ustad Somad tidak melakukan kesalahan apa-apa hanya ingin berceramah keagaam di Hongkong. “Jangan sampai ada stigma kalau ulama dilarang sana dan sini. Ini enggak bagus buat negara,” pungkasnya.

Sekadar informasi, Ustad Abdul Somad ditolak masuk Hong Kong oleh otoritas setempat setibanya di bandara, Sabtu (23/12) sore. Somad tak kuasa membendung kekecewaannya karena batal berdakwah untuk TKI di Hongkong.

Diketahui Abdul Somad membeberkan kronologi penolakan terhadap dirinya saat tiba di bandara Hongkong. Hal itu bermula saa pesawat yang ditumpanginya baru mendarat di Bandara Hong Kong pada pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB.

Saat itu, sejumlah orang berseragam sipil yang diduga petugas otoritas imigrasi Hongkong menghadang Somad saat hendak turun dari pesawat.

‎Somad pun menuruti petugas untuk membuka dompet, Somad lantas merasa semakin disudutkan. Mereka mempertanyakan seluruh kartu identitas Somad yang ada di dalam dompet.

Salah satu yang sempat dipertanyakan adalah kartu anggota Rabithah Alawiyah (Organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia).

Dia menyebut, pihak imigrasi Hongkong menaruh curiga dengan kartu tersebut karena memiliki logo bintang dan terdapat sejumlah kalimat berhuruf Arab. Somad menduga, kecurigaan otoritas imigrasi Hongkong karena termakan dengan isu terorisme yang berkembang.

Selain soal isi dalam dompet, otoritas imigrasi Hong Kong juga bertanya tentang seluruh identitasnya. Mereka bertanya soal pekerjaan, pendidikan, serta keterkaitan dengan ormas dan parpol.

Sumber: pojoksatu.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index