Jasad Tahanan Ini Hidup Lagi Saat Hendak Diotopsi, Dokter Bingung

Jasad Tahanan Ini Hidup Lagi Saat Hendak Diotopsi, Dokter Bingung
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Seorang tahanan pria yang dinyatakan meninggal secara mengejutkan sekonyong-konyong bangun ketika jasadnya sedang disiapkan untuk diotopsi di sebuah rumah sakit di Asturias, Spanyol, Minggu (7/1). Tahanan tersebut bernama Gonzalo Montoya Jimenez.

Sebagaimana dikutip dari laman news.com.au, Selasa (9/1), jasad tahanan yang sebelumnya disimpan di lemari pendingin jenazah itu, mendadak bangun ketika tiga orang dokter tengah mempersiapkan proses otopsi.

Kalimat pertama yang terdengar adalah gumanan tentang istrinya, dan bertanya apakah ia bisa menemuinya.

Saat kejadian, Gonzalo berada di dalam kantong jenazah di atas meja autopsi ketika ia tiba-tiba kembali hidup. Tim dokter yang bertugas kala itu melihat adanya gerakan dari dalam kantong jenazah. Mereka juga mendengar semacam dengkuran dan decitan turut menyertai proses autopsi.

“Mereka (dokter) telah menandai beberapa bagian tubuh untuk dibedah,” ujar keluarga Jiménez kepada harian Il Martino.

Beberapa media massa lokal mengabarkan bahwa tahanan tersebut terbangun beberapa jam setelah dilakukan prosedur post-mortem, atau prosedur identifikasi kematian.

Secara ilmiah, banyak ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai ‘sebuah anomali luar biasa pada kasus kematian’.

Pihak otoritas setempat mengatakan kepada keluarga Jiménez bahwa seluruh sel di dalam tubuh tahanan berusia 29 tahun itu diyakini mati total pada pukul 8.00 setelah sebelumnya ia absen pada apel pagi.

Sehari sebelumnya, Jimenez dilaporkan terjatuh dari kursi setelah mengeluh tidak enak badan. Otoritas kesehatan setempat mengatakan Jimenez alami sindrom sianotik, yakni perubahan warna kulit menjadi keunguan seperti yang terjadi pada jenazah.

Sindrom ini turut menyebabkan berbagai sel di dalam tubuh melambat fungsinya, sehingga terlihat seperti kondisi tubuh yang telah meninggal.

Ketika dicek, Jimenez memang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut nadi dan pergerakan bola mata. Inilah yang kemudian membuat otoritas kesehatan setempat menyatakan tahanan Jimenez telah meninggal dan diputuskan untuk dimasukkan ke kantong jenazah.

Keluarga bersangkutan pun geram kepada pengelola rumah tahanan (rutan) yang meyakinkan mereka bahwa Jiménez telah meninggal.

Mereka juga menyayangkan hanya seorang dokter rutan yang berwenang menetapkan kematian Jiménez dan dua tahanan lainnya. Padahal seharusnya dibutuhkan tiga orang ahli untuk memastikan status kematian tahanan.

Menurut beberapa ahli, fenomena yang dialami Jimenez merupakan contoh gejala katalepsi, yakni kondisi yang sangat jarang terjadi ketika organ-organ penting di dalam tubuh mengalami perlambatan fungsi sehingga terlihat seperti orang mati.

Halaman :

Berita Lainnya

Index