Penyerangan dan Penyanderaan Pengunjung Hotel di Kabul, 19 Tewas

Penyerangan dan Penyanderaan Pengunjung Hotel di Kabul, 19 Tewas
Asap hitam terlihat membumbung tinggi dari Hotel Intercontinental di Kabul, sementara pasukan khusus Afghanistan bersiap di posisinya saat sekawanan o

HARIANRIAU.CO - Kawanan bersenjata dengan seragam tentara yang menyerbu Hotel Intercontinental di Kabul pada Sabtu malam terlibat baku tembak dengan Pasukan Khusus Afghanistan sepanjang malam. Sedikitnya 19 orang tewas dan melukai 12 lainnya. Jumlah korban tewas dan luka kemungkinan bertambah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Wahid Majroh mengatakan, 19 mayat dibawa ke rumah sakit kota, dengan enam orang diidentifikasi sebagai orang asing. Jumlah korban bisa naik lebih tinggi.

"Kelima pelaku penyerangan juga tewas," ujar juru bicara kementerian Dalam Negeri Afghanistan Najib Danesh seperti dilansir dari Reuters, Senin (22/1/2018).

Maskapai lokal Kam Air mengatakan sekitar 40 pilot dan awak pesawat, yang banyak di antaranya adalah orang asing, menginap di hotel tersebut dan sebanyak 10 orang telah terbunuh. Laporan media lokal mengatakan korban tewas termasuk warga Venezuela dan Ukraina.

Zamari Kamgar, wakil direktur maskapai tersebut, mengatakan bahwa pihaknya masih berusaha untuk mencari staf lainnya.

Lebih dari 150 tamu berhasil melarikan diri saat bagian-bagian bangunan terbakar, dengan beberapa dari mereka menggunakan bagian sprei yang tipis diikat dan jatuh dari jendela lantai atas serta yang lainya diselamatkan oleh pasukan Afghanistan.

Juru bicara kelompok Taliban, Zabihullah Mujahid menyatakan, kelompoknya bertanggung jawab atas serangan tersebut. Taliban juga menyerang hotel yang sama pada tahun 2011 lalu.

Abdul Rahman Naseri, seorang tamu yang berada di hotel untuk menghadiri sebuah konferensi, berada di lorong hotel saat dia melihat empat pria bersenjata berpakaian seragam tentara.

"Mereka berteriak dalam bahasa Pashto, 'Jangan biarkan salah satu dari mereka hidup, baik atau buruk'. 'Tembak dan bunuh mereka semua,' teriak salah satu dari mereka," kata Naseri.

"Aku berlari ke kamarku di lantai dua. Aku membuka jendela dan mencoba keluar dengan menggunakan sebatang pohon tapi rantingnya patah dan aku terjatuh ke tanah. Punggungku sakit dan kakiku patah," ujarnya.

Bahkan setelah para pejabat mengatakan serangan tersebut telah berakhir, tembakan senjata dan ledakan sporadis dapat didengar dari lokasi.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan yang telah menggarisbawahi kerentanan kota dan kemampuan militan untuk meningkatkan operasi profil tinggi yang bertujuan untuk meruntuhkan kepercayaan pada pemerintah yang didukung Barat.

Sebuah pernyataan dari kementerian dalam negeri mengutuk jaringan Haqqani, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Taliban.

Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah kunjungan Dewan Keamanan PBB ke Kabul untuk mengizinkan perwakilan senior negara-negara anggota untuk menilai situasi di Afghanistan. Serangan ini mungkin akan memperlemah kepercayaan pemerintah.

Presiden Ashraf Ghani memerintahkan penyelidikan dan mengatakan bahwa kelompok militan dibantu oleh negara-negara tetangga.

"Selama kelompok teroris memiliki jaminan perlindungan dan aman, kawasan ini tidak akan menemukan keamanan, stabilitas," katanya dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) John Bass mengatakan bahwa kedutaan tersebut memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Afghanistan.

"Kekerasan semacam itu tidak memiliki tempat di sini atau di manapun di dunia ini," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya Kedutaan Besar AS di Kabul telah mengeluarkan peringatan kepada warga AS pada hari Kamis. "Kami mengetahui laporan bahwa kelompok ekstremis mungkin merencanakan serangan terhadap hotel di Kabul," begitu bunyi peringatan yang dikeluarkan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa pihaknya memantau situasi tersebut dan menghubungi pihak berwenang Afghanistan untuk menentukan apakah ada warga AS yang terkena dampak kejadian tersebut.

Halaman :

Berita Lainnya

Index