10 Fakta Pelaku Penganiaya KH Umar Basri: Neraka, Garut, Shalat Subuh 3 Rakaat dan Senyum

10 Fakta Pelaku Penganiaya KH Umar Basri: Neraka, Garut, Shalat Subuh 3 Rakaat dan Senyum

HARIANRIAU.CO - Akhirnya, polisi berhasil menangkap pelaku penganiaya pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Bandung, KH Umar Basri. Pelaku ditangkap oleh jajaran Satuan Reserse Kriminal (Satreskim) Polres Bandung dan Ditreskrimum Polda Jabar.

Sampai saat ini, polisi juga baru mengamankan satu tersangka atas penganiayaan salah satu ulama di Jawa Barat itu.

Akan tetapi, polisi juga masih terus menyelidiki dan mencari bukti-bukti lain apakah ada tersangka lain dalam kasus tersebut.

Untuk diketahui, KH Umar Basri atau Ceng Emon Sentiong dipukuli oleh orang tak dikenal, Sabtu (27/1) kemarin.

Kejadian bermula saat pimpinan ponpes Al Hidayah itu sedang melakukan dzikir seusai melaksanakan shalat Subuh.

Kekerasaan ini dimulai setelah lampu masjid Al Hidayah dimatikan oleh santri pondok.

Tak berselang lama pelaku membabi buta menukul pria 60 tahun tersebut.

Akibat kejadian ini Ceng Emon bukan hanya mengalami luka lebam tapi juga berdarah-darah di bagian muka dan harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Islam, Bandung.

Berikut fakta pelaku penganiayaan KH Umar Basri:

1. Gelagat aneh dan tak lazim
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, pelaku terlihat menunjukan gelagat aneh dan tingkah laku tak lazim sesaat sebelum melakukan pemukulan. Diantaranya, shalat Subuh 3 rakaat dan tak langsung kabur melainkan mondar-mandir di sekitar TKP.

Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto (batik coklat) di Mapolres Cirebon Kota, Minggu (28/1). Foto: Cecep/radarcirebon.com

2. Ikut shalat Subuh berjamaah
Sebelum memukuli korban, berdasarkan penuturan saksi, Asep juga ikut menunaikan shalat Subuh bersama di Masjid Al Hidayah.

3. Menyerang usai lampu masjid dimatikan
Usai shalat Subuh, para santri meninggalkan masjid. Hanya korban dan pelaku yang tinggal di dalam masjid. Selanjutnya lampu dimatikan. Tiba-tiba korban dipukuli dengan membabi-buta. Pelaku juga menendang kotak di dalam masjid.

4. Dipukuli saat berdzikir
Berdasarkan keterangan saksi, Asep memukuli KH Umar Basri yang sedang duduk melakukan dzikir usai shalat Subuh. Saat itu, di dalam masjid hanya ada korban bersama pelaku. Sedangkan para santri sudah keluar masjid.

5. Menyebut neraka dan berbahasa Sunda
Usai memukuli KH Umar Basri, Asep yang terlihat emosi berkata “Ieu mah pinerakaeun. Nu di dieu mah pinerakaeun kabeh (ini neraka. Yang di sini neraka semua),”

KH Umar Bisri dirawat di RS Al Islam Bandung. Foto ist

6. Ditangkap beberapa jam setelah kejadian
Polisi mengungkap, Asep ditangkap berdasarkan keterangan sejumlah saksi (santri) di tempak kejadian perkara. Berbekal deskripsi saksi-saksi, polisi langsung bergerak dan berhasil menangkap Asep hanya selang beberapa jam setelah kejadian.

“Tersangka ditangkap beberapa jam setelah kejadian,” ujar Kapolda Jawa Barat, Irjen Agung Budi Maryoto di Mapolres Cirebon Kota, Minggu (28/1/2018) malam.

7. Sembunyi di Mushala
Hanya beberapa jam setelah kejadian, polisi berhasil menangkap Asep di sebuah Mushala yang letaknya tak jauh dari lokasi kejadian. Yakni di Musola Al-Fadhulah, di Margahayu, Cicalengka. Jaraknya dua kilometer dari lokasi penganiayaan.

8. Warga Garut
Hingga saat ini, polisi baru menetapkan satu orang tersangka pelaku penganiayaan KH Umar Basri. Ia adalah Asep yang berusia 50 tahun dan tercatat sebagai warga Garut, Jawa Barat.

Asep, pelaku tunggal penganiayaan KH Umar Basri. Foto ist

9. Asep Senyum-senyum
Di hadapan polisi, Asep menunjukkan gelagat orang kurang waras alias gila. Setiap kali ditanya penyidik, Asep selalu memberikan jawaban gak nyambung dan ngelantur. Diduga, Asep mengidap gangguan jiwa.

“Kemungkinan orang gila, stress. Ditanya gak nyambung, senyum-senyum sendiri,” ujar Direskrimum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana.

10. Diperiksa kejiwaannya
Di hadapan penyidik, Asep menunjukkan gejala gangguan jiwa. Hal itu ditandai dengan komunikasi yang tak nyambung, ngawur dan ngelantur. Untuk memastikan, Asep akan diperiksakan kejiwaannya. Termasuk membawa Asep ke Rumah Sakit Polri Sartika Asih Bandung guna dilakukan observasi oleh psikolog.

Halaman :

Berita Lainnya

Index