Tubuh Kaku Seperti Kayu Selama 24 Tahun, Begini Cara Pria ini Layani Hasrat Istrinya

Tubuh Kaku Seperti Kayu Selama 24 Tahun, Begini Cara Pria ini Layani Hasrat Istrinya
Mas Tazul Munir yang menderita tubuh kaku seperti kayu hingga dijuluki 'Manusia Kayu'

HARIANRIAU.CO - Sudah sekitar 24 tahun, pria ini menderita tubuh kaku seperti kayu. Tak banyak yang menyangka, Mas Tazul Munir, pria yang disebut sebagai manusia kayu asal Kayong Utara ternyata masih bisa berhubungan suami istri layaknya orang normal.

Hal ini saat ditanya mengenai keadaan keluarganya, mulai dari istri dan anaknya.

"Istri ada," terangnya, Minggu (28/1/2018).

Ia mengatakan, walaupun telah sakit seperti kayu 24 tahun ini masih bisa berhubungan layaknya suami istri.

"Alhamdulillah," katanya.

"Ya betul (hubungan suami istri, red) malah istri lebih takut kehilangan saya, malah lebih cemburu lagi, takut kehilangan," ujarnya.

Menurutnya, hasil dari perkawinannya menghasilkan empat anak.

Dua anaknya ada di pulau Jawa, dan duanya lagi ada dua di Melano, Kayong Utara.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Barat, dr Berli Hamdani memberikan tanggapan mengenai kondisi manusia kayu asal Kayong Utara yang menurut penuturan masih bisa berhubungan suami-istri.

Menurutnya, jika dari informasi yang ditampilkan, bahwa Munir memang menderita suatu penyakit yang seperti pohon, kayu, makanya tidak bisa menggerakan anggota tubuh atau sebagainya.

"Tapi memang ada kontradiksinya, ia masih bisa berhubungan suami istri, namun itu menurut penuturan pasien bukan berdasarkan bukti atau apa," katanya, Senin (29/01/2018).

Ia mengatakan, jika dilihat dari sisi medis harus diketahui dulu penyakitnya apa.

Karena, kata dia, bisa saja bukan karena dari faktor penyakit fisik.

"Kalau melihat jalannya kronologinya penyakit, nampaknya bukan dari kondisi fisik, mungkin kondisi psikis," ujarnya.

"Hanya biasanya pada penderita psikologis atau gangguan jiwa, namun biasanya ia tidak bisa berkomunikasi, yang ini memang agak unik karena bisa berkomunikasi," tambah dia.

Ia menuturkan, kalaupun mau untuk mengetahui apa dulu penyakitnya, keluarganya harus membawa pasien tersebut ke dokter, termasuk dokter jiwa didalamnya.

"Kami di kedokteran harus berdasarkan bukti baru melakukan suatu pengobatan atau upaya lain paling tidak suatu penyakit yang belum ditemukan obatnya atau langka, mungkin bisa dilakukan upaya jangan menderita dengan kondisinya itu," terangnya.

Untuk menegahkan diagnosa, kata dr Berli, sang pasien harus diperiksa oleh tim dokter yang lengkap.

"Seperti kasus yang dulu tumbuh akar dari tubuhnya itu bahkan secara fisik tumbuh dan sampai sekarang belum ada literatur kedokteran yang menyatakan jenis penyakit apa, dan mungkin saja ada hal baru yang belum kami ketahui," ujarnya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index