Pengalaman Pilu Anak Sakit Kuning Diobati Sembarangan

Pengalaman Pilu Anak Sakit Kuning Diobati Sembarangan
Ilustrasi: Shutterstock

HARIANRIAU.CO - Sakit kuning (Jaundice) kerap menyerang bayi-bayi yang baru dilahirkan. Indikasi yang mudah dikenali adalah kulit bayi berwarna kuning disebabkan adanya peningkatan zat berpigmen, bilirubin, pada jaringan tubuh. Kondisi ini tidak bisa dianggap remeh dan harus segera diobati secara benar. Jika tidak, akibatnya bisa fatal.

Seperti pengalaman wanita Malaysia, Aurora, saat anaknya menderita sakit kuning. Bukannya mengobati bayinya ke dokter atau rumah sakit, Aurora justru memilih melakukan saran yang diberikan orang-orang tua di sekitarnya. 

Sakit Kuning Tambah Parah

Semoga kisah ini dibaca dan dijadikan pelajaran. Tanggal 26 Desember 2016 lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Muhammad Furqan bin Muhammad Luqman. Subhanallah, bersih sekali anak tanpa dosa ini.

Hari ke-2 di rumah, perawat datang untuk memeriksa sakit kuning sang bayi. Alhamdulillah semua OK. Tapi Furqan tidak berak. Orangtuanya mulai risau ketika bayi itu tidak berak 4-5 hari.

Kulitnya yang putih bersih bertukar kekuningan. Mata pun kuning. Susu diberikan dengan berbagai cara setiap malam, namun tetap tidak berak.

Keesokan harinya, kembali ke klinik tempat Furqan dilahirkan. Karena ibunya masih nifas dan alasan luka jahitan yang masih terasa sakit, ayah Furqan yang membawanya ke klinik ditemani adik.

Singkat cerita, dokter memberikan obat berak yang harus dimasukkan lewat punggung. Furqan langsung berak banyak saat dalam perjalanan pulang. Alhamdulillah. Sang ibu lega.

Tetapi, kesedihan orangtua Furqan ternyata malah bertambah. Bukannya membaik, sakit kuning Furqan makin parah. Diagnosis menunjukkan tingkat sakit itu sudah 180 lebih ketika diperiksa terakhir kali. 

Ibunya menangis karena darah Furqan harus diambil untuk sampel. Apalagi, kalau tidak segera ditangani, sakit kuning bisa merusak fungsi hati.

Diberi Minum Perasan Anggur

Usaha keras menyembuhkan Furqan dari sakit kuning dimulai. Tiap 2-3 hari, Furqan harus dibawa ke klinik untuk diperiksa kondisi terkininya.

Banyak yang menyarankan agar Furqan diberi minum perasan anggur atau tanaman purun tikus. Kata orang-orang tua setempat, ini adalah obat tradisional yang sangat berkhasiat.

Ada juga saran untuk mencampurnya dengan air susu kambing asli. Ini agar khasiat yang dihasilkan bisa maksimal.

Semua saran tadi dicoba demi kesembuhan bayi Furqan. Bukannya membaik, kondisi Furqan malah memburuk.

Furqan kembali berak darah. Usus bayi yang baru lahir seharusnya hanya bisa mencerna Air Susu Ibu (ASI), bukan berbagai jenis obat tradisional itu.

Hari itu juga ayah Furqan membawanya ke klinik lagi. Dia menerima surat, Furqan harus dirawat intensif.

Ayah Furqan menelepon istrinya yang hanya bisa menangis. Mengingat betapa bodohnya dia mengikuti saran yang tidak betul.

Bayi Berak Darah dan Tangan Bengkak

Seperti yang sudah diduga, semua yang ditakutkan di rumah sakit nampak di depan mata. Pertama masuk, Furqan menjalani X-ray dan diambil darahnya di daerah kaki.

Tapi Furqan anak yang sangat kuat. Di antara puluhan bayi, Furqan tidak menangis sama sekali. Ibunya hanya bisa menatap sambil menitikkan air mata penyesalan.

Waktu berjalan sangat lamban. Ayah Furqan hanya boleh masuk ke ruang perawatan sesekali saja. Sementara ibunya tak pernah meninggalkannya, meski hanya sebentar.

Pengalaman paling menyedihkan selama lima hari berada di rumah sakit adalah saat tangan Furqan bengkak akibat kelalaian perawat.

Mesin antibiotik Furqan tersangkut dan tidak berjalan dengan baik sambil mengeluarkan bunyi beep kuat sekali. Ibunya kalut mencari perawat jaga yang bertugas.

Dua kali mesin ditukar, semua tidak berfungsi. Akhirnya perawat menyuntik tangan Furqan dengan jarum berukuran cukup besar.

Ibunya menangis untuk kesekian kalinya. Dia tidak tega melihat penderitaan Furqan yang masih berumur beberapa hari.

Jangan Berbuat Hal Gegabah

Seorang dokter kemudian mengambil Furqan. Tak lama kemudian dokter kembalikan dengan baju penuh darah. Sebelumnya, ibunya mendengar jerit tangis Furqan yang kuat sekali.

Mungkin dokter sedang mengambil darah Furqan. Ternyata betul dugaan ibunya. Tangan Furqan terlihat lebam. Ibunya berencana akan membawa keluar Furqan karena kasihan.

Memasuki hari kedua, Furqan sudah tidak berak darah lagi. Seorang dokter spesialis yang menangani Furqan selama dua hari berikutnya tidak menemukan masalah.

Meski begitu, mereka tetap mengambil sampel darah dan terus memantau kondisi Furqan.

Kepada para ibu semua di luar sana. Hati-hati! Jangan biarkan kebodohan kita membunuh anak sendiri. Segera bawa ke rumah sakit.

Mayoritas bayi pernah menderita sakit kuning. Jangan panik dan khawatir. Ikuti saran dari dokter dan jangan berbuat hal yang gegabah terhadap anak sendiri.

Sumber: Ohbulan.com/Dream.co.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index