Demi 'Pacar' Ibu Serahkan Putrinya yang Masih Belia untuk Ditiduri

Demi 'Pacar' Ibu Serahkan Putrinya yang Masih Belia untuk Ditiduri
ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Selama satu dekade Peta menyembunyikan rasa trauma akibat diperkosa oleh teman pria ibunya. Kini setelah menjadi wanita dewasa berusia 27 tahun, Peta berani mengungkap di pengadilan bahwa sang ibulah yang mengatur agar dirinya diperkosa pria itu.

Dilansir Daily Mail Australia, wanita asal Australia itu menceritakan saat berusia 16 tahun di tahun 2006, ia dibawa oleh ibunya, Therese Butler bertemu seorang pria di Toowoomba, Queensland.

Dalam ingatan Peta, pria itu bertubuh sangat gemuk, beruban dan berusia antara 45 dan 50 tahun. Wajahnya dicukur bersih dan dipanggil 'Thommo.'

Peta mengaku belum pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya.

Menurutnya Thommo adalah 'pacar' ibunya di internet.

Ternyata ibunya telah merencanakan agar Peta diperkosa oleh pria itu.

Alasannya, Thommo ingin berhubungan seks dengan Therese versi yang lebih muda.

Wanita itu memberikan Peta empat Vodka Cruiser untuk diminum, sebelum menunggu di luar kamar motel.

Di tempat itulah pria tadi merudapaksa Peta tanpa mengenakan alat kontrasepsi.

Setelah bertahun-tahun akhirnya Peta berani melaporkan ibunya sendiri ke pihak berwenang.

Untuk mendapatkan bukti, ia merekam percakapan dengan ibunya.

Dalam rekaman 30 menit, sang ibu mengaku kalau sengaja merencanakan untuk mengorbankan putrinya bertahun-tahun silam.

"Aku sudah berusaha mencari gadis lain yang berusia 16 tahun supaya dia tidak perlu menyentuhmu," kata Therese lewat telepon.

Pengakuan demi pengakuan meluncur dari bibir wanita itu yang membuat Peta tersedu di pelukan temannya yang juga ikut mendengarkan.

Therese dijatuhi hukuman empat tahun penjara.

Di pengadilan Peta yang sudah menjadi ibu dua anak ini mengatakan sangat hancur.

Ia tidak bisa memaafkan sang ibu.

Wanita itu berbicara blak-blakan tentang penderitaan yang dia lalui.

"Dari satu ibu ke ibu yang lain, tindakanmu tidak bisa dijelaskan. Saya tidak merasakan apa-apa selain rasa sakit, kemarahan ... secara mental mati rasa mengetahui bagaimana seorang ibu bisa melakukan ini pada anaknya," katanya pada ibunya.

Namun Therese tidak menunjukkan rasa menyesal. Dia malah berteriak menghina anaknya selama persidangan.

Peta mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menceritakan kisahnya agar jadi teladan bagi anak-anaknya dan untuk mendorong orang lain melaporkan pelecehan.

"Butuh waktu satu dekade untuk mendapatkan kekuatan, tapi akhirnya saya sampai di sana. Tidak masalah siapa pun itu. Jika seseorang telah melakukan sesuatu yang buruk kepada Anda, angkat bicara," katanya dilaporkan tribunpekanbaru.

Sedangkan Thommo, pria yang sudah memperkosanya hingga saat ini belum berhasil diidentifikasi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index