Ini Cara Suliyono Pilih Gereja Lidwina utuk Diserang

Ini Cara Suliyono Pilih Gereja Lidwina utuk Diserang
Buya Syafii saat mengajak berdialog Suliyono, pelaku penyerangan Gereja Lidwina. Foto via @Alim

HARIANRIAU.CO - Aksi penyerangan Gereja Lidwina Bedog, Sleman, Yogyakarta saat menjalankan peribadatan mengundang keprihatinan dari banyak kalangan. Tak sedikit pihak yang kemudian mengecam dan mengutuk aksi lelaki dengan memakai pedang dalam aksi penyerangan tersebut.

Ironisnya, pelaku yang diketahui bernama Suliyono (22) warga Krajan RT 02/RW 01 Desa Kandangan, Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa Timur itu masih berstatus mahasiswa.

Tindakan pelaku itu tentu saja sangat menciderai kerukunan umat beragama di Indonesia selama ini.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengungkapkan, Suliono ternyata memilih secara acak target penyeranganyannya.

Saat itu, jelas Setya, pelaku berada di Yogyakarta hanya transit usai mondok di salah satu pesantren di Magelang, Jawa Tengah.

Pada saat berada di Jogja itulah, ia memiliki niat untuk melakukan penyerangan ke gereja.

Nah, untuk memilih gereja mana yang akan diserangnya, pelaku yang pernah tinggal di Poso, Sulawesi Tengah itu menggunakan internet.

Hal itu ia lakukan untuk mencari gereja yang dekat dengan lokasinya saat itu.

“Di Jogja dia melihat-lihat internet di mana Gereja yang deket-deket situ,” ungkap Setyo, Selasa (13/2).

Sementara, pedang panjang yang ia pakai dalam penyernagan itu, juga dibelinya melalui internet.

“Dia beli senjata juga disitu (internet). Info yang kita terima seperti itu,” jelasnya.

Sebelumnya, pemilik akun Alim membagikan ceritanya berkenaan motif dan alasan Suliyono melakukan penyerangan Gereja Lidwina.

Alim mengaku mendapatkan informasi itu langsung dari Buya Sfafii yang langsung berdialog dengan Suliyono saat dirawat di rumah sakit.

Dalam penuturannya, pelaku mengaku mengaku benci orang kafir.

Pemenggalan sejumlah patung yang ada di dalam gereja itu tidak lain disebutnya agar patung-patung itu tak disembah.

Ketika ditanya apakah ada kyai atau gurunya yang mengajarkan itu ia menampik. Ia suka baca-baca buku sendiri.

Soal kesan, Alim menyebut Buya menilainya tampak seperti orang biasa.

Suliyono juga bisa diajak berbicara dengan baik dan selalu nyambung.

Meski demikian, agak kontradiktif antara dia berencana pulang ke rumah orang tuanya hari selasa besok tapi siap mati di Gereja itu hari ini.

sumber: pojoksatu.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index