Misteri Masjid Jin di Malaysia, Suara Zikir Bergema Tapi Kosong

Misteri Masjid Jin di Malaysia, Suara Zikir Bergema Tapi Kosong
Masjid Jin. (Ist)

HARIANRIAU.CO, MALAYSIA - Masjid Jin, masjid yang berada di Pancahang Bedana, Selangor, Malaysia yang dibuka pada tahun 1905 memiliki kisah mistis.

Sangat banyak cerita-cerita tidak masuk akal yang tersebar di masyarakat, dari mulut ke mulut. Salah satu pengalaman aneh yang dialami pengunjung yakni mendengar suara zikir padahal masjid tua tersebut dalam kondisi kosong.

Kisah ini hanya salah satu pengalaman pengunjung. Selain itu, masih banyak lagi cerita-cerita aneh yang juga dialami oleh pengunjung lainnya. Entah benar atau tidak, yang jelas cerita itu beredar di masyarakat setempat.

Menurut pengurus masjid, Shamsul Kamar Samad, nama Masjid Jin juga diperoleh dari cerita-cerita yang tersebar secara lisan di masyarakat itu. “Itu terjadi sejak lama,” kata dia seperti dilansir Dream, Jumat (10/6/2016).

“Tapi itu bukan bermakna masjid tersebut berhantu, nama itu hanya memberi peringatan kepada semua orang agar berhati-hati dalam percakapan dan perbuatan dalam masjid itu,” tambah Shamsul.

Menurut dia, banyak orang berkunjung ke masjid ini. Selain untuk menikmati arsitektur unik masjid, banyak pengunjung yang ingin mengetahui apakah kisah-kisah yang beredar itu benar terjadi.

“Biasalah orang yang melawat di sini, ingin melihat apa benar ada 'jinnya', sebab itu mereka diganggu,” ujar dia.

Shamsul mengaku sudah puluhan tahun menjadi pengurus tempat ibadah yang punya nama lain Masjid Lama Panchang Bedena ini. Selama itu, kata dia, tak pernah mendapat gangguan.

 

Kenapa Harus Takut?

“Saya sudah berpuluh tahun menjaga tempat ini dan kenapa saya tidak merasakan apa-apa seperti orang lain, apalagi ini kan rumah Allah, kenapa harus takut,” tutur Shamsul.

Selain kisah-kisah misteri, keistimewaan masjid yang didirikan secara gotong-royong oleh penduduk kampung Api-Api Muda [kini Panchang Bedena] ini juga terletak pada seni bangunannya.

Lantai masjid, kata dia, terbuat dari daun nipah. Sementara bagian tiang terbuat dari batang pohon. Selain itu, seni ukir di setiap sudut masjid yang sudah mengalami beberapa kali renovasi ini juga sangat menarik.

“Orang zaman dulu memang mengutamakan keistimewaan sesuatu tempat yang dihasilkan oleh mereka dan jika dilihat setiap ukiran kayu yang diukir cukup rinci, malahan setiap potongan kayu juga cukup sempurna,” katanya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index