Tiga Senjata Buatan Indonesia yang Banyak Dibeli Negara Lain

Tiga Senjata Buatan Indonesia yang Banyak Dibeli Negara Lain
Senjata Pindad. ©2013 Merdeka.com

HARIANRIAU.CO - Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan militer cukup disegani. Di tengah majunya senjata-senjata tempur dunia, Indonesia juga ambil bagian.

Senjata-senjata tempur buatan Indonesia juga laris dan banyak diminati negara lain.

Berikut senjata produksi dalam negeri yang laris dibeli negara lain:

1. Pistol G2 diekspor ke Timur Tengah

Indonesia telah melakukan kontrak dengan daerah Timur Tengah mengenai jual beli senjata. Ada kurang lebih empat jenis senjata yang harus dikirim pihak Indonesia ke sana. Terutama Pistol G2, yang pemesanannya mencapai 10.000 unit. Pistol G2 dihargai Rp 35 Juta.

Pistol G2 merupakan jenis senjata genggam yang mulai diproduksi oleh Pindad sejak tahun 2011. G2 memiliki tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan pistol jenis lainnya, dengan jarak efektif mencapai 25 meter. Kapasitas peluru yang tersimpan di magazine G2 mencapai 15 peluru berkaliber 9 mm.

2. Senapan Serbu 2 atau SS2 diekspor ke Afrika

SS2, singkatan dari Senapan Serbu 2, adalah senapan serbu buatan PT Pindad. Senjata itu merupakan generasi kedua dari senapan serbu Pindad sebelumnya, SS1. SS2 diklaim memiliki desain yang lebih ergonomis, tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta akurasi yang lebih baik. Senapan serbu SS-2 merupakan produk langganan negara-negara Afrika seperti Zimbabwe, Mozambik, dan Nigeria. Selain itu, Thailand dan Singapura juga kerap memesan senjata tersebut.

Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,8 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006, TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. Awalnya tersedia dalam tiga versi dasar (standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4) sekarang ini juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada 2008.

3. Panser Anoa

Panser Anoa buatan PT Pindad menjadi salah satu alutsista yang paling laris dijual. Panser sudah diekspor ke beberapa negara seperti Oman dan Malaysia.

Panser bermesin Renault ini memang sudah teruji di negara-negara gurun seperti Libanon saat digunakan oleh pasukan perdamaian PBB. Kualitasnya sesuai dengan standar NATO pada level III atau level yang tingkat ketahananannya terhadap serangan sudah lebih baik dari level II yang diproduksi di China dan India.


sumber: merdeka.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index