Jenazah Napi Teroris Tak Dijenguk Keluarga, Ditolak di Tanah Kelahiran

Jenazah Napi Teroris Tak Dijenguk Keluarga, Ditolak di Tanah Kelahiran
Abu Ibrahim alias Beny Syamsu alias Sutrisno , napi teroris yang tewas di Mako Brimob

HARIANRIAU.CO - Tiga hari pasca kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5) malam, nasib jenazah napi teroris Abu Ibrahim alias Beny Syamsu alias Sutrisno yang tewas tertembak belum jelas.

Informasinya, hingga kini, jasad Beni, masih berada di ruang jenazah Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Jenazah Beny belum dijenguk keluarga.

Santer kabar, Beni Syamsu, lama menetap di Nagari Bawan, Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Namun, setelah ditelusuri, lelaki kelahiran 18 Juni 1986 itu, lama menetap di daerah Pekanbaru, Riau. Bahkan, sejak kecil hingga menikah, Beni tinggal di Pekanbaru.

Teroris yang ditangkap di Pekanbaru pada 24 Oktober 2017 itu, diketahui lahir di Nagari Malai Limo Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar. Namun, sejak usia sekitar 2 tahun, ia dibawa merantau oleh kedua orangtuanya ke Pekanbaru.

Hal itu dikatakan Wali Nagari terpilih, Buyung Intan saat dijumpai di kediamannya, kawasan Jorong Lagan Condong, Nagari Malai Limo Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Kamis (10/5) sore.

“Ibunya lahir di sini, dia juga lahir di sini. Saya pernah ketemu. Tapi pas kecil sekali. Setelah itu, kami tidak tau lagi keberadaannya. Terakhir, informasi keluarga, dia tinggal di Pandau, Riau,” katanya.

Di tanah kelahirannya, Beni dikenal dengan nama Trisno. Sejak merantau, boleh dikatakan, Trisno jarang dan hampir tidak pernah pulang kampung, begitu juga orangtuanya.

“Yang tinggal di kampung ini hanya etek (bibi) alias adik dari ibu Beni. Kalau Trisno pulang, dia ke rumah eteknya itu,” kata Buyung yang belum dilantik menjadi Wali Nagari Malai Limo Suku Timur itu.

Terkait kasus yang menimpa Trisno, Buyung mengaku, warga sekitar tidak tau menahu. Apalagi, nama teroris yang gencar disebut tertembak itu adalah Beni Syamsu.

“Awalnya disembunyikan. Ada pihak keluarganya bilang kalau Beni meninggal karena kecelakaan dan sekarang masih di Jakarta. Nyatanya, berita di TV dia meninggal karena kasus itu,” katanya.

Setelah diketahui benar itu Beni alias Trisno, pihak keluarga merencanakan, agar dia dimakamkan di Nagari Malai Limo Suku Timur itu.

Bahkan, istri dan anaknya juga sudah datang bersama keluarga besar Beni ke rumah bibinya untuk menunggu kedatangan jenazah.

“Sejak tadi pagi, Kamis (10/5), sudah datang istri dan keluarganya ke sini. Sudah pakai tenda dan kursi juga untuk menyambut jenazah Beni Syamsu,” terang Buyung Intan.

Siangnya, setelah berembuk dengan pihak keluarga, tokoh niniak mamak dan pemangku Nagari, disepakatilah, untuk tidak memakamkan jenazah di tanah kelahirannya dengan berbagai alasan. Diantaranya, kasus kematian Beni dianggap cukup rumit karena berkaitan dengan hukum.

Apalagi, Beni dan keluarganya tidak tercatat lagi sebagai warga Nagari Malai Limo Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman.

“Katanya, jenazah akan dikirim ke Padang di makamkan di sini. Tapi, kami menyarankan, agar almarhum dimakamkan di tempat domisili terakhir, ya di Pekanbaru,” katanya.

“Intinya, dari kesepakatan bersama itu, kami belum menerima pemakaman Trisno di sini dan itu sudah disepakati keluarga juga,” sambungnya.

Informasi terakhir, sebelum tertangkap atas kasus teroris ini, Trisno tinggal di Bawan. Namun, banyak juga yang bilang, Beni ini tinggal di Pekanbaru.

“Tadi kami coba tanya istrinya. Tapi susah, karena repot mengurus anaknya kecil. Istrinya itu asli Sungai Garingging, Kabupaten Padang Pariaman dan merantau juga ke Bawan, Kabupaten Agam.

Sementara itu, Kepala Forensik RS Polri, Edi Purnomo menjelaskan sejauh ini belum ada pihak keluarga yang menjenguk atau mengambil jenasah Beny.

Edi mengatakan saat ini RS Polri masih menunggu informasi dari Mako Brimob terkait identitas dan pihak keluarga korban.

“Belum (diambil). Keluarganya belum ke sini. Brimob yang tahu keluarganya di mana. Kita kan tidak tahu keluarganya siapa” ujar ketika dihubungi wartawan, Kamis (10/5).

Edi menambahkan setelah mendapat informasi mengenai keluarga pihaknya akan mencocokkan DNA. Sejauh ini pihaknya belum mengetahui siapa nama napi teroris tersebut.

“Kalau orang ini ada keluarganya baru kita kroscek DNA nya cocok tidak. Kalau cocok, ok. Namanya baru tahu siapa,” demikian Edi.

Drama penyanderaan di rutan cabang Salemba yang berada di kompleks Mako Brimob, Depok, Jawa Barat menewaskan lima aparat kepolisian dan satu orang teroris.

Lima anggota Polri yang gugur dalam kerusuhan Mako Brimob sudah diserahkan kepada keluarga. Sementara jenazah Abu Ibrahim masih berada di ruang instalasi forensik RS Polri.

Lima anggota Polri yang gugur: Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto; Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi; Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho; Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

sumber: pojoksatu

Halaman :

Berita Lainnya

Index