Sekjen PDIP: Jokowi Terus Kerja, yang Lain Retorika

Sekjen PDIP: Jokowi Terus Kerja, yang Lain Retorika

HARIANRIAU.CO - Penyelenggaraan Asian Games, Asian Para Games, serta Annual Meeting IMF WorldBank yang dinilai berhasil dengan sukses dilaksanakan kian menunjukkan kualifikasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus bekerja.

Hal ini disampaikan oleh Hasto Kristiyanto selaku Sekjen PDI Perjuangan kepada awak media, hari ini, Senin (15/10/2018).

Terlebih, sebagaimana dilansir dari reportase Tribunnews.com, Senin (15/10/2018), Hasto Kristiyanto menambahkan bahwa suksesnya penyelenggaraan tiga event internasional pada kepemimpinan Jokowi ini telah terbukti efektif membangun kepercayaan diri bangsa RI.

Hasto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin ini kemudian mengingatkan. Hanya dalam waktu kurang dari 6 tahun usai berjuang mendapat kedaulatan politik secara penuh, Indonesia telah mengguncangkan dunia melalui Konferensi Asia Afrika yang melahirkan Dasa Sila Bandung. Semangat yang sama Hasto tegaskan, kini dirasakan bangsa Indonesia.

“Ditengah kritik yang sangat deras, bahkan lebih deras dari air terjun Niagara, Pak Jokowi tetap menunjukkan kualifikasi kepemimpinan yang terus bekerja. Hasilnya tiga event internasional berhasil diselenggarakan dengan baik. Sementara yang disana, masih mengandalkan retorika,” kata Hasto kemudian.

“Terima kasih Pak Jokowi atas kerja untuk nama harum bangsa,” ia pun menyambung pernyataannya.

Bangsa Indonesia Bangsa Pejuang

Hasto berujar, PDI Perjuangan melihat keberhasilan ini bukanlah kebetulan.

“Bangsa Indonesia sebenarnya bangsa pejuang. Laksamana Laut Perempuan Pertama di Dunia, Malahayati mampu mengalahkan Cornelis de Houtman—demikian halnya arek-arek Suroboyo mampu menewaskan Brigjen Mallaby.

Dalam perspektif sejarah, Abad 8, kita telah menghasilkan capaian peradaban yang luar biasa melalui Candi Borobudur.

“Kini masih ada saja pemimpin yang selalu meneriakkan energi negatif bahwa Indonesia mau bubar, bahwa ekonomi bangsa adalah kebodohan. Lalu dimana kesadaran sejarah dan nasionalisme pemimpin seperti ini?” demikian Hasto panjang lebar mempertanyakan.

Sindir Penebar Pesimisme

Dilansir laporan Detik.com, Hasto juga menyindir pemimpin lain yang suka menebar pesimisme.

“Kini masih ada saja pemimpin yang selalu meneriakkan energi negatif bahwa Indonesia mau bubar, bahwa ekonomi bangsa adalah kebodohan. Lalu di mana kesadaran sejarah dan nasionalisme pemimpin seperti ini?” ucapnya.

Hasto kemudian menegaskan, Bangsa Indonesia memerlukan pemimpin yang tak hanya tahan banting, tapi juga tetap rendah hati dalam menghadapi kritik dan terus bekerja demi kebesaran bangsanya.

“Bayangkan saja, mereka, yang mohon maaf, dikategorikan difabel saja mampu membawa nama harum bangsa dan memersembahkan 37 Emas dengan peringkat ke 5. Mereka memahami semangat ability dan rasa cinta pada bangsanya sebagai energi juang yang menyala-nyala,” tandasnya.

Hasto pun berpesan bahwa mereka yang menggunakan kampanye pilpres hanya dengan ujaran kebencian, dan menyederhanakan kepemimpinan hanya sekedar tafsiran harga chicken rice, serta membiarkan timnya menyerang tanpa data, hanyalah para pemburu kekuasaan yang melihat jabatan presiden sebagai tujuan semata.

“Kekuasaan adalah alat untuk membawa kemajuan dan kebesaran bangsanya. Pak Prabowo dan Pak Sandi semoga dapat mengambil inspirasi dari Para Games tersebut. Sudah selayaknya kita belajar dan mengambil inspirasi dari Asian Para Games. Para atlet justru menjadi sempurna dalam keterbatasan. Inilah inspirasi Indonesia: menjadi pelopor bagi tatanan dunia baru yang lebih makmur dan berkeadilan,” demikian ia menyampaikan.

Halaman :

Berita Lainnya

Index