VIRAL... Pernikahan Anak SD dan SMP di Paringin, Sempat Tidur di Hutan

VIRAL... Pernikahan Anak SD dan SMP di Paringin, Sempat Tidur di Hutan
Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin Kalimantan Selatan. (Istimewa)

HARIANRIAU.CO - Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, viral di media sosial. Sepasag anak di bawah umur itu menikah di Desa Binjai Punggal Kecamatan Halong. Pengantin perempuan Dy (15) siswi SMP kelas dua, sedangkan mempelai prianya AD (14) masih duduk di kelas lima SD.

Walaupun foto resepsi keduanya yang sempat diposting di media sosial dihapus oleh pemilik akun, namun sudah terekam oleh pengguna medsos lainnya. Sehingga tersebar dan viral.

Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Jumat (1/2) Radar Banjarmasin mengunjungi kediaman mempelai pria, tempat berlangsungnya pernikahan.

Di sana sudah ada Kapolsek Halong, AKP Toto. Orang tua mempelai perempuan juga ada. Erni, ibu dari Dy membenarkan informasi yang beredar.

Menurut Erni, pernikahan anaknya dilangsungkan pada Kamis, 31 Januari 2019. Ia mengakui malu dengan viralnya foto-foto pernikahan anaknya. Padahal semua hadirin sudah diimbau untuk tidak menyebarluaskan.

Namun, katanya, ia akan lebih malu lagi kalau kedua anak ini tidak dinikahkan. Sebab beberapa waktu belakang sering jalan-jalan, keluar malam, berboncengan. Dipandang miring oleh orang kampung.

“Untuk menghindari dosa. Si anak berdosa dan kami pun sebagai orang tua juga kena dosanya, jadi lebih baik dinikahkan saja,” ungkap ibu berusia 43 tahun ini.

Dy sendiri merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Dua adiknya yang juga perempuan masih duduk di bangku SD dan TK.

Kabur dari Rumah, Nginap Berdua di Hutan

Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin Kalimantan Selatan. (Istimewa)

Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin Kalimantan Selatan. (Istimewa)

Berdasarkan cerita Abdurrahman, ayah dari AD, terkuak cinta sejati yang sudah terpatri di antara kedua anak yang masih belia ini.

Dikatakan pria yang akrab disapa Abdur ini, ia sudah dengan segala cara mencoba memisahkan putra keduanya itu dari Dy, mulai dari melarang pacaran secara baik-baik, hingga sedikit kasar.

Tapi kalau sudah cinta mau apa. Ketika dimarahi habis-habisan, AD malah kabur ke rumah Dy. Tidak diterima oleh orang tua Dy, keduanya memilih kabur bersama ke rumah temannya, hingga tidur di hutan.

“Melihat kondisi ini ya sudah lah. Setelah mendapat masukan dari masyarakat, tokoh agama setempat dan kerabat. Akhirnya kami sepakat mengikat keduanya dalam tali pernikahan yang diridhoi Tuhan,” ujarnya.

Lebih lanjut ditegaskan Abdur, keputusan menikahkan keduanya ini bukan karena alasan bahwa pengantin perempuannya sudah hamil di luar nikah, seperti yang beredar di masyarakat.

“Justru untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan itulah makanya keputusan ini diambil,” tambahnya.

Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin Kalimantan Selatan. (Istimewa)

Pernikahan anak SD dan SMP di Paringin Kalimantan Selatan. (Istimewa)

Kepada Radar Banjarmasin, AD yang didampingi sang istri dengan paras imut-imut berbalut jilbab, mengaku baru berpacaran selama lima bulan, setelah bertemu di pasar malam.

Lalu bagaimana responsnya ketika ditawari untuk nikah? “Ya menerima lah, kan sudah cinta,” ujarnya tersipu.

Untuk menafkahi istrinya, AD mengatakan bahwa ia akan bekerja apapun, yang terpenting halal. Pekerjaan sementara yang pasti ada yaitu mengambil upah menyadap karet.

BP3A Sarankan Gunakan Alat Kontrasepsi

Tak berapa lama, rombongan pegawai dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A), disusul Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana datang.

Sekretaris BP3A Kabupaten Balangan, Ainani di sela kunjungannya mengungkapkan, yang terjadi biarlah sudah, tinggal bagaimana ke depannya supaya masa depan sepasang pengantin baru ini tidak terancam.

Pihaknya, kata Ainani, akan membantu kedua anak ini agar mendapat pengakuan sah dari negara atas pernikahan keduanya, dengan cara menjembatani ke Pengadilan Agama untuk mendapat dispensasi nikah.

“Bukan hanya itu, kita juga akan mengawal supaya keduanya mendapat penyetaraan pendidikan melalui sistem paket, karena sekolah formal tidak menerima lagi anak didik yang sudah menikah,” tandasnya dikutip harianriau dari laman pojoksatu.id.

Dari Disdalduk dan KB sendiri memberikan penyuluhan secara khusus kepada Dy, agar menggunakan alat kontrasepsi supaya tidak hamil terlebih dahulu. Karena kehamilan di usianya saat ini akan mengancam keselamatan ibu dan bayi.

Dalam kesempatan ini tes kehamilan juga dilakukan petugas dari Disdalduk dan KB kepada Dy, dan hasilnya memang negatif.

Halaman :

#Viral

Index

Berita Lainnya

Index