Viral di Medsos! Foto Siswi Cium Kaki Guru Tanpa Tangan

Viral di Medsos! Foto Siswi Cium Kaki Guru Tanpa Tangan

HARIANRIAU.CO - Foto siswi cium kaki guru tanpa tangan menjadi perbincangan ramai di media sosial. Foto itu jadi sorotan warganet.

Ada yang menyebut tidak pantas seorang siswi cium kaki guru. Tapi ada pula yang terharu melihat foto tersebut. Mereka memuji siswi yang tidak jijik mencium kaki gurunya.

Dalam foto yang beredar, tampak seorang guru tanpa tangan mengangkat kaki kanannya untuk dicium oleh siswi SMP/MTs.

“Post nya agak malem, biar ga langsung kena report,” tulis akun @kok.kurang yang memposting foto tersebut.

Dari penelusuran Pojoksatu.id, guru tanpa tangan itu diketahui bernama Untung (51). Dia seorang guru difabel di Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Untung mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ia mengabdi di sekolah itu selama 28 tahun lebih.

Untung yang terlahir tanpa kedua tangan, memiliki kemampuan istimewa. Ia mampu menulis dengan menggunakan kaki di papan tulis. Tulisannya pun sangat indah, tak kalah dari tulisan tangan.

Untuk memenuhi syarat mengajar sebagaimana diamanatkan dalam UU Guru dan Dosen, Untung melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka (UT) dengan beasiswa Bidikmisi dan CSR.

Keterbatasan Bukan Penghalang

Untung adalah sosok inspiratif yang tidak ingin menjadi beban bagi orang lain. Semenjak lahir, Untung sudah tidak memiliki kedua tangan. Namun, dia tetap memiliki motivasi tinggi untuk mengenyam pendidikan formal.

Dia mulai berlatih menulis menggunakan kaki dan hingga akhirnya piawai menggunakan kaki sebagai pengganti tangan.

“SD saya bukan di SLB, jadi saya belajar menulis menggunakan kaki belajar sendiri,” jelas Untung kepada Jawa Pos.

Pendidikan formalnya berlanjut hingga SMP. Permasalahan mengenai pendidikan Untung datang ketika lulus SMP.

Saat itu, orang tua Untung tidak mengizinkannya untuk melanjutkan ke SMA lantaran masalah ekonomi. Akhirnya, dia belajar ilmu agama di pesantren selama lima tahun dan ikut paket C.

Lima tahun waktu yang cukup matang bagi Untung untuk memberanikan diri menyalurkan ilmunya kepada orang lain. Dengan modal ijazah SMP dan pengalaman di pesantren, Untung melamar ke Yayasan Miftahul Ulum sebagai guru.

28 Tahun Mengajar di MI dan MTs

Pencapaian Untung saat ini tidak lepas dari perjuangnya selama 28 tahun menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Ulum Kecamatan Batang-Batang.

Misi sederhananya adalah ingin menjadikan anakanak di lingkungan tempat tinggalnya menjadi anak-anak yang terpelajar dan berakhlak.

“Awalnya dulu mengajar bahasa Arab. Tapi sekarang pegang beberapa mata pelajaran seperti IPS, Alquran Hadis, PKN, dan tartil,” ungkapnya.

Jerih payah Untung mengajar di dua lembaga tersebut memang tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Yaitu, sekitar Rp 520 ribu per bulan.

Meski demikian, Untung tetap menjadikan guru sebagai pekerjaan utamanya. Padahal, Untung juga memiliki peternakan burung love bird yang cukup menjanjikan.

Keseharian Untung juga diisi dengan aktivitas mengajar mengaji anak-anak desa setempat di musala rumahnya.

Dia dipercaya untuk menjadi pengajar baca tulis Alquran untuk anak-anak di lingkungan tersebut.

Kepercayaan masyarakat tersebut tercitra dari bangunan yang menjadi tempat aktivitas mengaji itu yang terlihat nyaman untuk digunakan.

“Awalnya hanya berukuran 4×6 meter, tapi sekarang lebih besar. Beberapa tahun lalu, keponakan saya bersama beberapa warga sini pulang merantau. Mereka ternyata mengumpulkan uang setiap bulan untuk musala ini,” pungkasnya.

Sumber : Pojoksatu.id

Halaman :

#Viral

Index

Berita Lainnya

Index