Aktivis Denise Ho Sebut Hong Kong Jadi Negara Polisi

Aktivis Denise Ho Sebut Hong Kong Jadi Negara Polisi
Puluhan pengunjuk rasa menyalakan lampu ponselnya saat mengikuti Festival Pertengahan Musim Gugur di Sha Tin, Hong Kong, 13 September 2019. Aksi terse

HARIANRIAU.CO -  Aktivis Denise Ho mengatakan Hong Kong telah menjadi negara polisi. Dia mengatakan kepemimpinan Hong Kong yang cenderung pro-Cina melakukan pelanggaran terhadap hak-hak warga.

Ho mengatakan ini menyusul terjadinya kerusuhan antara demonstran Hong Kong dan polisi di New Territories, yang berbatasan dengan Cina.

“Dalam waktu tiga setengah bulan ini, kita melihat polisi di Hong Kong menjadi tidak terkontrol sama sekali,” kata Ho, yang juga seorang penyanyi lagu pop seperti dilansir Channel News Asia Sabtu, 22 September 2019.

Ho mengatakan,”Hong Kong telah menjadi negara polisi dimana pemerintah bersembunyi di belakang pasukan polisi dan menolak mencari solusi atas krisis yang sedang terjadi,” kata dia.

Ho dan sejumlah tokoh pro-Demokrasi Hong Kong telah mengunjungi sejumlah negara seperti AS, Jerman, Taiwan, dan Australia untuk mengangkat isu ini.

“Sistem polisi kami telah dikorupsi menjadi alat pribadi Carrie Lam untuk mempertahankan kekuasaannya dan menyalahgunakan kekuasaan untuk menyiksa rakyat, membungkam rakyat,” kata Brian Leung, salah seorang aktivis lainnya.

Carrie Lam merupakan kepala eksekutif Hong Kong, yang ditunjuk oleh Beijing dan bukan hasil pemilu seperti dalam sistem demokrasi.

Pada Jumat pekan lalu, lembaga Amnesti Internasional menuding polisi Hong Kong bertindak brutal terhadap warga demonstran. Pengurus menilai polisi melakukan aksi balas dendam atau retaliasi terhadap warga yang ditahan dengan melakukan penyiksaan. Misalnya, menyorotkan lampu laser hijau ke mata demonstran yang ditahan.


sumber: tempo.co

Halaman :

Berita Lainnya

Index