Warga Korea Rela Lakukan Simulasi Kematian

Warga Korea Rela Lakukan Simulasi Kematian

HARIANRIAU.CO - Mendapatkan kehidupan yang bahagia dan lebih baik, merupakan keinginan bagi setiap manusia. Banyak cara untuk memahami dan memaknai hidup secara lebih dalam.

Warga korea selatan, misalnya yang beramai ramai merasakan kematian sesaat agar mendapatkan hidup yang lebih baik.

Pengalaman ‘kematian sesaat’ ini didapatkan dalam layanan pemakaman gratis untuk mereka yang masih bernyawa.

Layanan ini ditawarkan Korsel untuk membantu seseorang memaknai hidup dengan lebih baik. Sudah Lebih dari 25 ribu orang telah berpartisipasi dalam layanan tersebut.

Hyowon Healing Center sebagai penyedia layanan telah berdiri sejak 2012 lalu. Layanan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang melalui simulasi kematian.

“Begitu Anda sadar akan kematian dan merasakannya, Anda akan menemukan makna baru dalam hidup,” ujar salah seorang peserta, Cho Jae-hee (75), mengutip The New York Times.

Tidak melihat usia, siapapun ikut serta mulai dari remaja hingga lanjut usia, Melakukan simulasi kmatian, dengan memakai kain kafan kmudian menuliskan wasiat serta berbaring di peti mati selama 10 menit lamanya.

Seorang mahasiswa, Choi Jin-kyu (28) mengatakan, berada di dalam peti mati menyadarkannya akan sifat buruknya yang selalu memandang orang lain sebagai pesaing.

“Saat saya berada di dalam peti mati, saya bertanya-tanya, apa gunanya itu [menganggap orang lain sebagai pesaing,” kata Jin-kyu.

Alih-alih bersaing ketat di dunia kerja, dia berencana untuk memulai sebuah bisnis kecil selepas menyelesaikan studinya.

Jeong Yong-mun, yang mengepalai Hyowon Healing Center mengatakan bahwa pengalaman akan kematian merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup.

“Dari pengalaman akan kematian] kita bisa memaafkan dan mendamaikan diri untuk kemudian menjalani hidup yang lebih bahagia,” ujar Yong-mun dikutip dari laman pojoksatuid.

Halaman :

Berita Lainnya

Index