HARIANRIAU.CO - Ketua Presidium Ind Police Watch Neta S Pane menilai bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan pada Rabu (13/9) pagi, sebagai upaya di kalangan teroris untuk mempermalukan Kapolri Idham Aziz yang baru dilantik.
Pasalnya, selain Idham merupakan tokoh penting di Densus 88, diduga teroris juga ingin unjuk taring bahwa dikepemimpinan Idham sebagai Kapolri masih lemah.
“Ini sebagai upaya kalangan teroris untuk mempermalukan Kapolri idam Azis sekaligus menunjukkan polri di bawah kepimpinan idam Azis sangat lemah dlm sistem deteksi dininya,” kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/11).
Belum lagi, kata Neta, saat ini Idham masih membiarkan posisi Kabareskrim kosong. Hal tersebut menunjukkan, memilih Kabareskrim saja masih telat. Apalagi untuk melakukan deteksi dan antisipasi dini terhadap serangan terorisme.
Padahal, lanjut Neta, di sepanjang kampanye Pilpres 2019, Polri sudah melakukan pagar betis dan pembersihan terhadap kantong- kantong terorisme.
“Kenapa saat Idham baru menjabat sebagai Kapolri, Polri bisa kebobolan? Kan saat ini Polri sangat agresif memburu para teroris yang menganggap jajaran Polri adalah penghambat utama dari gerakan perjuangan mereka, tapi kenapa polri lengah dan masih kebobolan?,” turut Neta.
Karena itu, Neta menghimbau agari Polri di bawah pimpinan Idham Aziz harus menampakkan taringnya untuk memutus mata rantai jaringan teroris di Indonesia.
“Melihat pola serangan di Medan, tidak ada kata lain bahwa Polri tidak boleh lengah untuk terus- menerus meningkatkan deteksi dininya,” tegas Neta.
sumber: pojoksatu.id
.jpeg)
