Pengakuan Eks Teroris: Rekrut 'Pengantin' via WhatsApp Lebih Efektif

Pengakuan Eks Teroris: Rekrut 'Pengantin' via WhatsApp Lebih Efektif
Polisi berjaga pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Irsan Mulyad

HARIANRIAU.CO - Seorang mantan teroris mengaku bahwa perekrutan paham radikalisme paling efektif dilakukan melalui media sosial WhatsApp dan Telegram.

Melalui acara Mata Najwa bertajuk Bom Bunuh Diri: Kenapa Lagi pada Rabu (13/11/2019), mantan teroris tersebut mengaku media sosial memudahkannya untuk merekrut orang baru bergabung dalam paham radikalisme. Sebab tidak perlu dilakukan dengan tatap muka secara langsung.

"Sekarang sudah maju, walaupun tidak bertemu muka bisa lewat Telegram atau WhatsApp. Itu lebih efektif dibanding dahulu," katanya, Kamis (14/11/2019).

Pengakuan mantan teroris (YouTube/ Mata Najwa)

Melalui media sosial, mantan teroris yang biasa mengurusi perekrutan tersebut mengaku cukup menyebar konten dakwah radikalisme dalam bentuk video atau audio. Cara tersebut lebih cepat dan mudah dibandingkan bertemu langsung.

"Mereka tinggal kasih materi kirim dakwah lewat video lebih efektif," ujarnya.

Untuk diketahui, aksi teror bom kembali terjadi di Indonesia. Ledakan bom bunuh diri terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu pagi pukul 8.35 WIB.

Sang pelaku adalah Rabbial Muslim Nasution (24) seorang berstatus mahasiswa yang juga menjadi YoTuber dan aktif bermain media sosial. Rabbial menyamar menjadi driver ojek online yang hendak mengurus Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk mengelabui polisi.

sumber: www.suara.com

Halaman :

#Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan

Index

Berita Lainnya

Index