Tingkatkan Kompetensi Pengurus Asrama se-Indonesia

Tingkatkan Kompetensi Pengurus Asrama se-Indonesia

HARIANRIAU.CO – Membangun generasi peradaban, Komunitas Pengasuh Asrama se-Indonesia (Komparasi) ajak pengasuh asrama dari berbagai pondok pesantren dan sekolah berasrama se-Indonesia ambil bagian guna tingkatkan kompetensi mereka dalam pengasuhan.

Pondok pesantren dan sekolah berasrama kini sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan di Indonesia. Pondok pesantren sendiri telah ada sejak abad ke enam belas dan memiliki kurikulum serta sistem pembelajaran sendiri, banyak tokoh pendiri bangsa lahir dari sistem pendidikan pondok pesantren.

Sementara sekolah berasrama muncul pada pertengahan 1990-an sebagai upaya mengawinkan pendidikan umum dan pesantren. Baik pondok pesantren dan sekolah berasrama berupaya memadukan antara kehangatan keluarga dan suasana Islami.

“Salah satu bagian penting dan ujung tombak dalam proses pendidikan di pondok pesantren dan sekolah berasrama adalah kehangatan pengasuhan oleh wali asrama. Merekalah pengganti peran orang tua bagi siswa, peran yang begitu besar dan strategis,” kata Hodam Wijaya, Ketua Komparasi.

Menurut Hodam membentuk generasi unggul yang mampu membangun peradaban pendidikan bisa dimulai dari rumah, hanya saja untuk anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah berasrama atau pondok pesantren pihak sekolah perlu memberikan contoh baik dari karakter orang tua.

“Di dalam sekolah berasrama seorang wali asrama wajib menciptakan suasana kekeluargaan sehingga kedekatan bisa terbangun, dan anak-anak yang jauh dari orang tua bisa merasakan kasih sayang orang tua mereka. Namun bagian ini tidak begitu mendapatkan perhatian yang serius di beberapa pondok dan sekolah berasrama,” tambahnya.

Sebagai upaya membangun generasi peradaban serta menciptakan ikatan yang kuat antara wali asrama dan siswa, Komparasi menghelat Temu Nasional (Temnas) I Komparasi di Sinar Cendekia Boarding School, Gunung Sindur, Jawa Barat.

Mengusung tema Transformasi Pengasuhan: Membangun Generasi Peradaban, selama dua hari (30/11-01/12) 230 peserta dari berbagai pondok pesantren dan sekolah berasrama se-Indonesia ambil bagian guna meningkatkan kompetensi mereka dalam pengasuhan.

“Kami memfasilitasi peserta dengan berbagai bentuk kegiatan supaya insight seputar dunia pengasuhan semakin kaya, kegiatannya antara lain kajian pengasuhan bersama pakar di bidangnya, lokakarya pengasuhan bersama pembicara yang berpengalaman, dan diskusi ringan terkait persoalan pengasuhan termasuk di dalamnya solusi serta ide-ide baru terkait pengasuhan,” jelas Hodam.

Selain menggelar ragam kegiatan mumpuni, Temnas I Komparasi juga menekankan pada kompetensi peserta dengan mengundang Drs. Adriano Rusfi, S.Psi., Dr. Adian Husaini, dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK.; Fitria Laurent, Founder Sahabat Edukasi; dan Aang Hudaya, Co-founder Gema Rapi bahasa.

“Meski Temnas I Komparasi baru dilaksanakan perdana, tapi kami yakin mampu menciptakan konsolidasi dan revitalisasi para pengasuh asrama se-Indonesia. Ini menjadi solusi terhadap permasalahan di asrama karena para pengampunya bisa memberikan paradigma baru tentang pengasuhan kepada pengurus asrama lainnya,” tutup Hodam. Rls

Halaman :

Berita Lainnya

Index