Kakak Tewas Bertempur di Marawi, Adik Gugur Selamatkan WNI dari Sandera Abu Sayyaf

Kakak Tewas Bertempur di Marawi, Adik Gugur Selamatkan WNI dari Sandera Abu Sayyaf
Romnick Estacio. ©Facebook

HARIANRIAU.CO -  Sersan Romnick Estacio dari Korps Marinir Filipina tewas dalam kontak senjata dengan kelompok bersenjata Abu Sayyaf 22 Desember lalu di Panamao, Sulu.

Operasi militer itu berhasil membebaskan dua nelayan warga negara Indonesia yakni Maharudin Lunani, 48 tahun, dan Samion Bon Maniue, 27 tahun. Keduanya sejak September lalu bersama Muhammad Farhan, disandera Abu Sayyaf setelah mereka diculik dari perairan Sabah, Malaysia.

Saat ini operasi penyelamatan Farhan masih berlangsung.

Militan Abu Sayyaf yang juga tewas dalam kontak senjata diidentifikasi bernama Hairula Itum.

"Ketika terjadi kontak senjata, kedua korban sandera itu bergegas melarikan diri menjauh dari para penculik dan kami berhasil menyelamatkan mereka," ujar Letnan Jenderal Cirilito Sobejana dari Komando Angkatan Darat Mindanao Barat.

Juru bicara militer Mayor Arvin John Encinas mengatakan pasukan dari Kompi Marinir 62 melihat sejumlah anggota Abu Sayyaf di Barangay Pugad Manul di Pnamao sekitar pukul 04.43. Saat itulah terjadi kontak senjata dan Estacio gugur. Seorang anggota Abu Sayyaf juga tewas dan satu anggota Marinir terluka. Kontak senjata itu berlangsung selama 25 menit.

Pasukan kedua kemudian maju menuju target kedua dan melihat kelompok Abu Sayyaf lain. Kontak senjata terjadi lagi selama 15 menit dan pada saat itulah kedua nelayan WNI berhasil diselamatkan sekitar pukul 06.27 di desa yang sama.

Direktur Kantor Urusan Umum Korps Marinir Kapten Jaraid Rea mengatakan, sebagai marinir sejati, Estacio sudah terlibat dalam sejumlah operasi militer, terutama di Mindanao.

Bahkan Estacio ikut bertempur membebaskan Kota Marawi dari kelompok teroris Maute pada 2017. Dia mendapat anugerah Medali Salib Perunggu atas jasanya membebaskan Kota Marawi.

Dikutip dari laman Manila Bulletin pekan lalu, Wakil Laksamana Robert Empedrad dari Angkatan Laut Filipina dan Mayor Jenderal Nathaniel Casem, memimpin upacara penghormatan terakhir kepada jasa Estacio di markas marinir, Marine Barracks Rudiardo Brown, Taguig City.

Sementara kakak Estacio, Kopral Jethro Fil Estacio, seorang ranger, juga tewas dalam pertempuran melawan kelompok Maute di Marawi.

Korps Marinir Filipina (PMC) ikut berduka cita bersama keluarga Estacio dan berjanji memberi bantuan kepada keluarga prajurit yang gugur. Estacio meninggalkan seorang istri yang juga marinir, Marijoe, serta satu putra dan satu putri.

"Rakyat Filipina berterima kasih kepada pahlawan marinir Sersan Estacio dan keluarganya. Tiada kata mampu menggambarkan duka cita. Namun sebagai apresiasi, rasa syukur bangsa ini lebih dari cukup bagi Marinir," kata pernyataan PMC.

"Dia akan selalu dikenang sebagai marinir yang luar biasa, pahlawan hari ini."

Jenazah Estacio dibawa ke kampung halamannya di La Union Rabu lalu dan dia akan dikebumikan di Tarlac.

Sumber: merdeka.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index