Iran Buldozer Kuburan Pendeta yang Dieksekusi Mati Tahun 1990 Karena Murtad

Iran Buldozer Kuburan Pendeta yang Dieksekusi Mati Tahun 1990 Karena Murtad
Kuburan Hossein Soodmand

HARIANRIAU.CO - Pemerintah Iran dituduh telah menghancurkan makam seorang pendeta 'murtad' dengan buldozer. Pendeta itu bernama Hossein Soodmand. Dia dieksekusi mati oleh rezim pada tahun 1990 karena meninggalkan agama Islam dan masuk Kristen.

Soodmand dimakamkan tanpa nama di 'tanah terkutuk' di kota Mashhad.

Pada awal Desember 2019, makamnya yang berupa sebongkah batu sederhana, telah dibuldoser.

Putrinya, Rashin Soodmand telah menyatakan kesedihan mereka pada penghancuran itu.

"Selama bertahun-tahun kami harus melakukan perjalanan ke tempat terpencil ini untuk mengunjungi makamnya yang tak bertanda, dan kami bahkan tidak diizinkan membangun nisan bertuliskan namanya," kata Rashin kepada Article 18, sebuah kelompok yang mempromosikan kebebasan beragama di Iran.

"Dan sekarang mereka ingin sepenuhnya menghapus satu-satunya tanda bahwa dia telah meninggalkan kami."

Rashin mengatakan bahwa keluarganya akan mengajukan banding ke lembaga nasional atau internasional terkait "rasa tidak hormat dan kekejaman ini."

Seorang juru bicara Article 18 mengatakan kepada Fox News  bahwa keputusan untuk menghancurkan makam Soodmand dibuat pejabat setempat.

"Otoritas Iran tentu membuat panggilan," katanya. "Kami tidak tahu siapa sebenarnya, mungkin walikota setempat, tetapi pemahaman kami adalah mereka memperluas kuburan dan menjual lahannya ke keluarga kaya yang mampu membelinya."

Pendeta Soodmand tumbuh di pinggiran Mashhad, kota terbesar kedua Iran. Keluarganya cukup religius.

Ketika masih muda, ia dan teman-temannya kerap menghabiskan sore hari untuk mencela orang-orang Kristen. Mereka akan menghina mereka 'najis' dan melemparkan batu ke arah mereka.

Pada satu hari, ketika dia berusia tujuh tahun, dia melemparkan batu dan menghancurkan ember air seorang wanita, sebelum melarikan diri. Namun dia tersandung dan melukai lututnya.

Dia mengira wanita Kristen itu akan menghukumnya. Tapi dia malah membantunya, membersihkan lukanya dan memberinya permen.

Dia tidak pernah melupakan kebaikan itu, dan menumbuhkan benih kecintannya pada Kristen.

Itu terus berkecambah ketika dia bergabung dengan Ahvaz untuk dinas militer. Suatu hari dia dibawa ke rumah sakit, dan seorang Kristen Armenia melihatnya lalu memberinya sebuah salib.

Soodmand pernah mengatakan bahwa malam itu Yesus ada dalam mimpinya. Dia diberi sesuatu untuk dimakan dan ketika terbangun perasaannya lebih baik.

Ketika dia memberi tahu keluarganya tentang keputusannya untuk beralih ke agama Kristen, dia diusir.

Setelah pindah ke Teheran, ia menjadi pedagang kaki lima dan tinggal bersama orang-orang Kristen, sambil mengabdikan dirinya untuk belajar Alkitab.

Ia menjadi siswa terbaik di kelas-kelas Alkitab, kemudian menjual buku-buku untuk Lembaga Alkitab di seluruh negeri.

Soodmand menikahi seorang wanita buta bernama Mahtab Noorvash pada tahun 1970 dan mereka tinggal di Isfahan. Mereka dikaruniahi dua anak.

Dia bergabung dengan Assemblies of God dan menjadi asisten pendeta, sebelum mengambil alih sebagai pendeta pada tahun 1977.

Dia dan istrinya serta dua anaknya kemudian pindah ke Mashad dan ditahbiskan pada tahun 1988.

Tetapi gerejanya terpaksa ditutup, dan dia ditangkap oleh polisi agama.

Dia sempat dibebaskan, dan tetap bekerja untuk agama Kristen. Tapi dia ditangkap kembali pada tahun 1990 dan dimasukkan ke dalam sel isolasi, sebelum akhinya dieksekusi.

sumber: rakyatku.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index