Ratusan Ponsel Pelajar yang Ditangkap Dihancurkan

Ratusan Ponsel Pelajar yang Ditangkap Dihancurkan

HARIANRIAU.CO - Video penghancuran ratusan ponsel yang disita dari siswa MAN 3 Jombang menjadi viral di media sosial.  Pihak sekolah mempunyai pertimbangan tersendiri lebih memilih memusnahkan ponsel sitaan daripada menjualnya.

Video berdurasi 2 menit 38 detik itu diunggah ke facebook oleh Sigit Budi Purwoko, guru mata pelajaran Kimia MAN 3 Jombang, Kamis (4/7). Tindakan tegas memusnahkan ratusan ponsel yang disita dari para siswa menuai pujian dari netizen.

Namun, tak sedikit pula yang mengkritiknya. Sejumlah warganet berpendapat ratusan ponsel berbagai tipe itu lebih baik dijual. Hasilnya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

"Ini (penghancuran ponsel sitaan) untuk sementara menjadi solusi terbaik. Dengan dihancurkan itu bentuk transparansi kepada wali murid dan siswa. Kalau tidak dihancurkan di depan anak-anak akan timbul fitnah. Dulu HP yang disita guru mana? Dijual atau dipakai pribadi?," kata Wakil Kepala MAN 3 Jombang Bidang Kesiswaan Moch Syifa' merespons kritikan dari para netizen, Sabtu (6/7/2019).

Ratusan ponsel yang dimusnahkan dengan dipukuli menggunakan palu merupakan hasil penyitaan dari para siswa sejak 2015. MAN 3 Jombang memang melarang siswanya membawa ponsel ke sekolah. Larangan ini juga berlaku bagi para santri Pondok Pesantren (PP) Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.

Syifa' menjelaskan, alternatif menjual ponsel sitaan sudah pernah dikaji di MAN 3 Jombang. Pihaknya tak menggunakan alternatif tersebut karena berpotensi menimbulan fitnah dan kerumitan dalam prosesnya.

"Itu (menjual ponsel dan menyumbangkan hasilnya) masih berpotensi memunculkan suuzon (buruk sangka). Karena apa? Nanti kalu dijual pun masalah harga ramai lagi, siapa yang membeli, unsur kedekatan dan lain sebagainya, rumit itu. Akhirnya keputusan sementara yang terbaik adalah dimusnahkan," terangnya.

Pemusnahan ponsel sitaan, lanjut Syifa', dilalukan di hadapan para siswa baru pada penutupan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (Matsama). Tujuannya tak lain agar menjadi pelajaran bagi para siswa baru.

"Supaya menjadi syok terapi bagi anak-anak agar tidak melanggar, gitu lo. Bahwa kami tidak main-main soal larangan membawa HP," tegasnya.

Ia menambahkan, pemusnahan ponsel bukan hal yang mengejutkan di MAN 3 Jombang. Sekolah ini berdiri di bawah naungan Yayasan PP Bahrul Ulum. Mayoritas siswanya adalah para santri pesantren tersebut.

"Kita tidak usah kaget, HP itu dalam bahasa pesantren barang dunyo (duniawi). Yang sifatnya keduniaan itu dihancurkan biasa. Teknologi itu kan terus berkembang. Kami harus siap dengan segala perangkat supaya tidak menjadi negatif bagi anak-anak santri," tandasnya.

Sumber: datariau.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index