Nikmatnya Mi Aceh dengan Bumbu Rempah yang Melimpah

Nikmatnya Mi Aceh dengan Bumbu Rempah yang Melimpah
Ilustrasi Mi Aceh (Foto: IRWANSYAH PUTRA/Antara)

HARIANRIAU.CO - Mi Aceh merupakan salah satu jenis mi yang akhir-akhir ini cukup meningkat popularitasnya. Apalagi jika disantap saat musim hujan seperti ini, sangat cocok lantaran ada rasa rempah yang cukup kuat.

Kendati begitu, bukan berarti pada saat cuaca sedang panas juga tidak cocok disantap. Mi Aceh bisa dikonsumsi kapan pun selama memang tidak tergangggu dengan aroma rempahnya yang cukup kuat.

“Mi Aceh itu makanan tradisional Aceh yang sudah cukup lama dikenal. Perbedaan Mi Aceh dengan mi lainnya adalah mi yang digunakan lebih besar-besar dan memiliki rasa yang khas karena bumbu yang digunakan cukup banyak, bisa sampai 20 jenis bumbu,”ujar Hanan Abdullah, Owner Koba Roastery, Coffee Café di Depok.

Menurutnya, ada berbagai macam rempah-rempah yang digunakan dalam Mi Aceh, mulai dari bawang merah, bawang putih, kas-kas, kapulaga, jahe, lengkuas, dan masih banyak lagi bumbu lainnya.
 
“Mungkin kalau di Aceh orang senang makan mi Aceh karena rasanya yang spicy dan berbumbu,” ujar Hanan Abdullah.

“Saya pernah punya pengalaman, mengajak teman saya yang kebetulan orang Jawa untuk makan Mi Aceh, ternyata menurut dia itu kepedesan. Padahal sebenarnya Mi Aceh itu bisa ada yang dibikin pedas, ada yang bisa dibikin tidak pedas,”tambahnya.

“Kenapa harus mencoba Mi Aceh? Karena rasanya yang segar dan bumbunya juga sangat terasa rempahnya. Kalau saya membuat Mi Aceh biasanya akan saya bikin ada rasa gurih, manis, pedas. Kalau manis biasanya dari kecapnya. Dan Mi Aceh juga biasanya ada sayuran seperti kol, tomat, toge. Kalau di Aceh aslinya sih menggunakan daging kepiting, tetapi kalau di Jakarta biasanya menggunakan daging karena mungkin kalau kepiting agak mahal," terangnya.

Selain lebih tebal, Mi Aceh juga tergolong ke dalam jenis mi basah, berbeda dengan jenis mi yang biasanya digunakan mi lain. Seperti Bakmi Godog Yogya.

Mi basah itu bedanya dengan mie kering setelah menjadi adonan, kemudian dibentuk menjadi mi, biasanya langsung direbus. Berbeda dengan mie kering.
 
“Kalau Mi Aceh biasanya akan langsung direbus sampai marang, kemudian diangkat dan dikasih minyak sehingga mie lebih basah,” tutupnya.


sumber: medcom.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index