KASIHANNYA! Mahasiswi Cantik UNS, Calon Dokter Muda Meninggal Dunia

KASIHANNYA! Mahasiswi Cantik UNS, Calon Dokter Muda Meninggal Dunia
Irma Jovita (24), mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menghembuskan napas terakhirnya ketika gelar dokter hampir d

HARIANRIAU.CO - Irma Jovita (24), mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menghembuskan napas terakhirnya ketika gelar dokter hampir diraihnya. Kabar kematian Irma sempat simpang siur di sosial media.

Putri dr Djoko H Widodo tersebut sempat dikabarkan kelelahan saat menjalani koas di RSUD dr Moewardi, Solo. Sistem job atau pengaturan jadwal yang tidak jelas membuat sejumlah peserta koas kelelahan. Bahkan sempat dikabarkan pula selama 3x24 jam, tidak ada pergantian petugas koas.

Namun kabar tersebut segera dibantah pihak keluarga. Ibu kandung Irma, Asmorowati menuturkan kondisi putrinya sehat hingga akhir hayatnya. Almarhumah juga tidak mempunyai riwayat sakit selama ini. Dia memang tampak mengalami kelelahan, namun itu bukan penyebab kematian anaknya.

Asmorowati sempat menjemput anaknya pada Sabtu pagi ketika anaknya itu lepas piket di RSUD dr Moewardi. Setelah beristirahat pada Sabtu malam, Irma juga melakukan aktivitas seperti biasa. Irma juga menjalankan ibadah di Gereja Widuran pada hari Minggu.

Namun untuk memastikan kesehatan dan kebugaran, Irma beberapa kali diminta ibunya untuk menjalani observasi di RS Panti Waluyo, tempat kakak dan ayahnya bekerja. Meski permintaan itu sempat ditolak, namun Irma akhirnya mau menjalani observasi di ruang ICU.

"Tidak benar kalau anak kami meninggal karena kelelahan saat mengikuti koas di RSUD dr Moewardi. Meninggalnya wajar, tidak ada yang aneh, kondisinya selalu baik, sehat sampai meninggal," ujar Asmorowati, saat ditemui merdeka.com di rumahnya, Jalan Merapi II Kampung Cengklik RT 01 RW XIV, Nusukan, Banjarsari Solo, Minggu (23/2) siang.

Sebelum meninggal pada Rabu (19/2) kemarin, Irma sempat dirawat di RS Panti Waluyo, Solo. Saat dirawat pun kondisi Irma dalam keadaan baik. Bahkan pada pagi hari, kebugarannya pulih dan sempat akan piket jaga koas ke RSUD dr Moewardi.

Namun tiba-tiba Irma mengalami kritis dan akhirnya meninggal dunia pada Rabu malam. Jenazah Irma kemudian dimakamkan keesokan harinya di Astana Bonoloyo. Asmorowati tak memperpanjang kematian anaknya.

"Kami ikhlas, ini sudah takdir. Anak saya orangnya baik, Tuhan lebih sayang sama dia. Kami tidak akan menuntut siapapun, karena kematiannya biasa, wajar. Jadi kami mohon jangan dibesar-besarkan," katanya.

Kakak kandung Irma, Igor Hermando menyampaikan hal serupa. Tidak ada yang aneh dalam kematian adiknya. Sebagai seorang dokter di RS Panti Waluyo, dia bisa memahami apa yang dialami adiknya tersebut. Tidak ada jam piket yang berlebihan atau melebihi kekuatan seseorang koas di RSUD dr Moewardi.

"Saya ini juga pernah menjadi koas. Pernah mengalami kondisi yang sama. Adik saya didiagnosa Pankreatitis (radang pankreas) dan Shock Septic. Kami semua ikhlas," katanya.

Ayah kandung Irma, Djoko H Widodo yang juga seorang dokter di RS Panti Waluyo menambahkan, menurut rencana anak ketiganya tersebut menjalani tugas sebagai koas selama 1,5 tahun di RSUD dr Moewardi. Namun ketika tinggal 7 bulan akan selesai, Irma dipanggil oleh yang Maha Kuasa.

"Anak saya ini sudah setengah jalan menjalani koas. Tujuh bulan lagi akan diwisuda," kenangnya.


sumber: merdeka.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index