Kisah Seorang PSK yang Rela Barter Layanan Demi Sabu-sabu

Kisah Seorang PSK yang Rela Barter Layanan Demi Sabu-sabu
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, disalah satu sudut kafe di Kota Lhokseumawe, Aceh tampak seorang gadis sedang duduk sambil memainkan gawainya. Bahkan sesekali dia meleparkan senyuman bagi setiap orang yang lewat di depannya.

Sebut saja namanya Rindu (bukan nama sebenarnya). Penampilannya tidak berbeda dengan gadis pada Aceh pada umumnya, malam itu ia mengenakan baju kaos yang kasual serta celana jeans yang sedikit ketat, serta tidak lupa memakai jilbab.

Rindu bercerita, dirinya sudah lumayan lama mengelut profesi sebagai wanita panggilan bagi para lelaki berhidung belang. Untuk menaklukkan Rindu bukan hanya pakai rupiah, tapi bisa juga menggunakan dengan sepaket narkoba jenis sabu-sabu.

Transaksi barteran layanan seksual dengan sabu-sabu tersebut, juga bisa melalui pengedar langganannya. Jika ada pelanggan yang meminta dilayani dengan barteran sabu, maka si pengedar bernegosiasi terlebih dahulu.

“Biasanya kalau ingin barter dengan sabu, maka harus negosiasi dulu dengan pengedarnya. Apabila sudah cocok baru mulai ke tahap selanjutnya, kalau mau bawa barang sendiri ngak masalah juga,” ujar Rindu kepada Tagar.

Menurutnya, bercinta di bawah pengaruh narkoba yang berbentuk butiran kristal itu, memiliki kenikmatan tersendiri, karena bisa mencapai klimaks dalam rentang waktu yang lama. Akan tetapi di saat dirinya sedang tidak punya uang, maka ia tetap meminta kepada setiap pria yang menggunakan jasanya itu.

Pelanggan-pelanggannya lebih banyak yang berkantong tebal, memang sudah paham benar dan tahu di mana tempat yang aman untuk bercinta di bawah pengaruh sabu. Menghisap dan menelan asap dari bong yang telah dibuat sedemikian rupa, menjadi ritual awal sebelum melakukan hubungan terlarang itu.

Rindu terjun ke dalam dunia hitam tersebut, diakibatkan karena himpitan ekonomi. Sementara Rindu begitub ingin berpenampilan glamor, serta bergaya hidup hedonisme dalam kehidupannya sehari-hari. Awalnya Rindu terpaksa melakukan itu, namun lama-kelamaan ia begitu menikmatinya.


Sumber: Tagar.id

Halaman :

Berita Lainnya

Index