WHO Jadi Target Serangan Siber di Tengah Perjuangan Melawan COVID-19

WHO Jadi Target Serangan Siber di Tengah Perjuangan Melawan COVID-19
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Beberapa peretas elite telah mencoba untuk membobol jaringan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal bulan ini. Peretasan yang terjadi di tengah upaya penanganan pandemi virus corona (COVID-19) oleh badan PBB itu diungkapkan oleh seorang kepada Reuters.

Kepala Pejabat Keamanan Informasi WHO, Flavio Aggio mengatakan identitas para peretas tidak diketahui dengan pasti dan upaya itu tidak berhasil. Tetapi dia memperingatkan bahwa upaya peretasan terhadap WHO dan mitra-mitranya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa waktu belakangan.

"Ada peningkatan besar dalam penargetan WHO dan insiden keamanan siber lainnya," kata Aggio dalam sebuah wawancara telepon sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (24/3/2020). "Tidak ada angka yang pasti, tetapi upaya pembobolan seperti itu terhadap kami dan penggunaan penyamaran (sebagai WHO) untuk menargetkan orang lain meningkat lebih dari dua kali lipat."

Upaya pembobolan di WHO pertama kali diinformasikan kepada Reuters oleh Alexander Urbelis, seorang pakar keamanan siber dan pengacara dengan Blackstone Law Group yang berbasis di New York. Urbelis melacak aktivitas pendaftaran domain internet yang mencurigakan.

Urbelis mengatakan dia melihat aktivitas itu sekitar 13 Maret, ketika sekelompok peretas yang dia ikuti mengaktifkan sebuah situs jahat yang meniru sistem email internal WHO.

"Saya menyadari dengan cepat bahwa ini adalah serangan langsung terhadap Organisasi Kesehatan Dunia di tengah pandemi," katanya.

Dikutip hariarianriau.co dari laman okezone.com, bulan lalu WHO menerbitkan peringatan yang memperingatkan bahwa peretas menyamar sebagai badan kesehatan tersebut untuk mencuri uang dan informasi sensitif dari masyarakat.

Urbelis mengatakan bahwa dia tidak mengetahui siapa yang bertanggung jawab di balik peretasan tersebut, namun mencurigai kelompok peretas dengan nama DarkHotel yang telah melakukan oprasi kontra-spionase sejak 2007.

Costin Raiu, kepala penelitian dan analisis global di Kaspersky, tidak dapat mengonfirmasi bahwa DarkHotel bertanggung jawab atas serangan terhadap WHO. Namun, dia mengatakan infrastruktur web jahat yang sama juga telah digunakan untuk menargetkan organisasi kesehatan dan kemanusiaan lainnya dalam beberapa pekan terakhir.

"Pada saat-saat seperti ini, informasi apa pun tentang penyembuhan atau tes atau vaksin yang berkaitan dengan virus corona akan sangat berharga dan prioritas organisasi intelijen di negara yang terkena dampak," katanya.

Halaman :

Berita Lainnya

Index