Ingin Cegah COVID-19, Ratusan Orang di Iran Justru Tewas Akibat Methanol

Ingin Cegah COVID-19, Ratusan Orang di Iran Justru Tewas Akibat Methanol
Ilustrasi

HARIANRIAU.CO - Ratusan orang tewas dan ribuan lainnya jatuh sakit akibat mengonsumsi cairan alkohol yang disebut methanol di tengah pandemi global virus corona (COVID-19) yang juga melanda negara itu. Hal itu diungkapkan oleh seorang dokter di Iran pada Jumat (27/3/2020).

Dikutip harianriau.co dari okezone.com, Dokter Hossein Hassanian, yang membantu Kementerian Kesehatan Iran, mengatakan, banyak warga Iran keliru mengira bahwa methanol bisa membunuh virus corona sehingga mereka mengonsumsinya begitu saja.

Pemahaman keliru itu, kata Hassanian, dipicu oleh berbagai informasi menyesatkan di media sosial. Ada yang menginformasikan, sejumlah orang sembuh setelah terjangkit virus corona karena meminum wiski dan menggunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang akrab disebut hand sanitizer.

Karena informasi keliru itu banyak orang berburu minuman beralkohol yang sebetulnya ilegal diperdagangkan di Iran. Bahkan, tak sedikit yang berburu cairan kimia methanol (methyl alcohol) yang sesungguhnya beracun, dan tidak terbukti memiliki efek menyembuhkan.

Laporan media-media Iran yang dilansir VOA, menyebutkan hampir 300 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya jatuh sakit setelah meminum methanol di berbagai penjuru Iran, termasuk seorang anak berusia lima tahun yang kini buta karena orangtuanya memberinya methanol.

Lebih dari 29.000 kasus virus corona tekah dikonfirmasi di Iran, dengan lebih dari 2.200 kematian diakibatkan virus tersebut, jumlah korban tewas tertinggi pada sebuah negara di Timur Tengah. Banyak pakar internasional mengkhawatirkan Iran menutupi-nutupi jumlah kasus yang sebenarnya karena sedang bersiap menyelenggarakan pemilu parlemen.

Methanol tidak dapat tercium atau dirasakan lidah bila dicampur dengan minuman. Cairan kimia itu bisa menimbulkan kerusakan organ vital dan otak. Gejala-gejala keracunan methanol termasuk nyeri dada, mual-mual, gangguan pernafasan, kebutaan dan bahkan koma.

Hassanian mengatakan, di sejumlah provinsi di Iran, termasuk Khuzestan dan Fars, jumlah kematian akibat methanol melebihi jumlah kematian akibat virus corona.

Halaman :

Berita Lainnya

Index