Kisah Dokter Rawat Pasien Corona, Pantang Mundur Kalahkan Pandemi

Kisah Dokter Rawat Pasien Corona, Pantang Mundur Kalahkan Pandemi
Ilustrasi tenaga medis rawat pasien corona (Foto: iStock)

HARIANRIAU.CO - Ada kisah perjuangan para tenaga medis di balik perawatan yang diterima para pasien corona atau COVID-19. Para tenaga medis ini menganut prinsip pantang mundur demi mengalahkan pandemi. Salah satu dokter yang menangani pasien corona di RS Adam Malik Medan, dr Ade Rahmaini, berbagi cerita tentang suka duka dirinya berjuang merawat pasien corona. Ade mengaku sebenarnya ada ketakutan saat menangani pasien corona.

"Ketakutan ya semua orang juga takut, ujar Ade yang juga anggota Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging (PINERE) RSUP H Adam Malik, Jumat (10/4/2020).

Namun, ketakutan itu harus dilawan. Ade mengatakan saling menyemangati antara rekan-rekannya sesama tenaga medis dan dukungan dari keluarga membuat dirinya tetap bertugas merawat pasien.

"Kita kerjanya tim, dan tim harus seperti keluarga. Harus saling kasih semangat, saling mengingatkan, saling memperhatikan. Kalau satu orang sudah stres yang lain menyemangati," ujar Ade.

Selain perjuangan di rumah sakit, Ade juga harus berjuang mencegah keluarganya terpapar corona. Meski selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja, Ade mengatakan dirinya tetap harus menerapkan prosedur pencegahan yang ketat di rumah.

"Ya saya pakai protokol masuk rumah, tanpa pegang apapun, sampai di rumah mandi," ucapnya.

Ade juga menyebut dirinya harus menjaga jarak dengan keluarga dan tetangganya hingga menggunakan masker 24 jam, termasuk saat tidur di rumah. Syukurnya, kata Ade, orang-orang di sekitarnya paham dan menerima dengan baik dirinya yang berjuang melawan corona.

"Sampai di rumah mandi dan saya pakai masker 24 jam di rumah. Termasuk waktu tidur," kata Ade.

"Tetangga baik. Nggak ada yang menjauhi, saya yang menjaga jarak. Keluarga juga ya baik. Saya tetap jaga jarak di rumah. Saya kalau pulang kan pakai protokol masuk rumah. Tetangga juga tahu. Saya berhadapan dengan pasien COVID-19 kan pakai APD," sambungnya.

Ade pun mengingatkan kalau tenaga medis sebenarnya bukan garda terdepan melawan corona. Menurutnya, tenaga medis merupakan garda terakhir karena orang-orang yang dirawat biasanya yang sudah sakit parah.

"Kami bukan garda terdepan. Kami itu garda paling belakang sebelum kemungkinan fatal berjumpa kuburan. Masyarakat yang menjadi garda terdepan. Mereka yang punya andil mau memutuskan mata rantai penularan atau mau ketemu sama kami, medis. Kalau sakit baru jumpa sama kami kan. Jadi jaga kesehatan. Di rumah saja. Pakai masker. Perilaku hidup bersih dan sehat," tutur Ade.

Dia mengatakan para tenaga medis yang bertugas merawat pasien corona bersamanya punya satu prinsip tersendiri. Mereka pantang menyerah demi mengalahkan corona agar kehidupan kembali normal.

"Yang paling utama adalah kalau kami mundur maka tidak akan ada yang berjuang lagi. Kita nggak akan bisa melewati pandemi ini. Kami kan masih ingin kehidupan kembali normal," sebutnya.


sumber: detik.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index