Koin Emas Era Kekhalifahan Islam Berusia 1.100 Tahun

Koin Emas Era Kekhalifahan Islam Berusia 1.100 Tahun
Arkeolog Temukan Emas dari zaman Dinasti Abbasiyah. ©2020 Heidi Levine / POOL / AFP

HARIANRIAU.CO - Timbunan koin emas murni sebanyak 425 biji dari era kekhalifahan Abbasiyah, dari sekitar 1.100 tahun lalu, ditemukan dalam sebuah penggalian arkeologi di Israel, demikian diumumkan Badan Purbakala Israel (IAA) hari ini.

Mungkin karena suatu alasan yang jelas, IAA tidak merinci lokasi pasti di mana emas itu ditemukan.

Harta karun itu ditemukan oleh sekelompok anak muda yang melakukan pekerjaan sukarelawan menjelang dinas wajib militer mereka.

"Sungguh menakjubkan. Saya menggali tanah dan ketika saya menggali tanah, melihat apa yang tampak seperti daun yang sangat tipis," kata salah seorang remaja Oz Cohen, dikutip dari The Times of Israel, Senin (24/8).

"Ketika saya melihat lagi, saya melihat ini adalah koin emas. Sungguh menyenangkan menemukan harta karun yang begitu istimewa dan kuno."

Direktur penggalian Liat Nadav-Ziv dan Dr. Elie Haddad mengatakan, siapa pun yang mengubur koin tersebut akan berharap mereka dapat mengambil kembali timbunan itu, dan bahwa temuan tersebut dapat menunjukkan perdagangan internasional yang dilakukan oleh penduduk daerah tersebut.

"Menemukan koin emas, tentunya dalam jumlah yang begitu banyak, sangatlah langka. Kami hampir tidak pernah menemukannya dalam penggalian arkeologi, mengingat emas selalu sangat berharga, dilebur dan digunakan kembali dari generasi ke generasi," jelas Nadav-Ziv dalam sebuah pernyataan.

“Koin-koin itu, yang terbuat dari emas murni yang tidak teroksidasi di udara, ditemukan dalam kondisi sangat baik, seolah-olah terkubur sehari sebelumnya. Temuan mereka mungkin menunjukkan bahwa perdagangan internasional terjadi antara penduduk di daerah itu dan daerah terpencil," lanjut pernyataan itu.

Robert Kool, seorang ahli koin di IAA, mengatakan, berat total dari timbunan - sekitar 845 gram emas murni - menjadi jumlah uang yang signifikan pada akhir abad ke-9.

"Misalnya, dengan jumlah sebesar itu, seseorang dapat membeli rumah mewah di salah satu lingkungan terbaik di Fustat, ibu kota Mesir yang sangat kaya pada masa itu," jelas Kool, mencatat bahwa pada saat itu, wilayah tersebut merupakan bagian dari Kekhalifahan Abbasiyah, yang membentang dari Persia ke Afrika Utara, dengan pusat pemerintahan di Baghdad.

"Timbunan itu terdiri dari dinar emas penuh, tetapi juga - yang tidak biasa - berisi sekitar 270 potongan emas kecil, potongan dinar emas yang dipotong untuk dijadikan uang receh," papar Kool.

Dia menambahkan bahwa salah satu potongan itu sangat langka dan tidak pernah ditemukan sebelumnya dalam penggalian di Israel - pecahan solidus emas kaisar Bizantium Theophilos (829 - 842 M), dicetak di ibu kota kekaisaran Konstantinopel.

Menurut IAA, keberadaan pecahan dalam harta karun koin Islam berfungsi sebagai bukti hubungan antara dua kerajaan yang bersaing.

“Harta karun langka ini tentunya akan menjadi sumbangan besar bagi penelitian, karena temuan dari periode Abbasiyah di Israel relatif sedikit. Mudah-mudahan penelitian tentang penimbunan akan menginformasikan kita lebih banyak tentang periode yang masih sangat sedikit kita ketahui," pungkas Kool.

Halaman :

Berita Lainnya

Index