Erick Thohir Sebut Harga Vaksin Covid-19 Bagi Orang Kaya Rp365.000-Rp438.000

Erick Thohir Sebut Harga Vaksin Covid-19 Bagi Orang Kaya Rp365.000-Rp438.000
Erick Thohir

HARIANRIAU.CO - Pemerintah sudah menetapkan dua skema pendistribusian vaksin Covid-19 yakni, vaksin gratis bagi peserta BPJS Kesehatan dan vaksinasi mandiri bagi masyarakat berpenghasilan tinggi. Untuk vaksin mandiri, pemerintah telah memperkirakan besaran harga vaksin untuk satu orang yang akan dijualkan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan, berdasarkan perhitungan awal pihaknya, harga vaksin akan dihargai Rp 365.000 hingga Rp 438.000. Meski begitu, pihak PT Bio Farma masih mengkaji ulang besaran harga tersebut.

"Perhitungan awal kami, vaksin ini untuk harganya 25 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp365.000 hingga 30 dolar AS atau Rp438.000 per orang. Namun Bio Farma sedang menghitung ulang berapa harganya. Nantinya satu orang akan disuntik dua kali dengan jeda 2 minggu," ujar Erick usai melakukan RDP bersama Komisi VI DPR, Kamis (27/8).

Erick menjelaskan, penetapan harga vaksin per orang tersebut sesuai dengan harga bahan baku vaksin per dosis sebesar USD8 atau setara dengan Rp116.000 yang dibeli pemerintah. Meski begitu, dia menduga pada 2021 harga bahan baku vaksin akan turun di kisaran USD6 hingga USD7 per dosis.

Sebelumnya, Erick mengatakan, sudah mempunyai rencana untuk pendistribusian vaksin Covid-19. Ia mengaku sudah punya dua skema pemberian vaksin. Bagi peserta BPJS Kesehatan, kata dia, vaksin akan diberikan secara cuma-cuma.

"Vaksin bantuan pemerintah ini pendanaan melalui budget APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), pakai data BPJS Kesehatan nanti ada vaksin gratis massal di awal tahun depan. Jadi yang terdaftar di BPJS Kesehatan gratis," kata Erick

Kemudian untuk skema kedua, Erick menuturkan, bagi kelompok masyarakat yang bukan peserta BPJS Kesehatan bisa melakukan vaksin secara mandiri dengan menggunakan dana pribadi. Usulan ini berangkat dari upaya pemerintah mengurangi kebutuhan APBN yang selama ini defisit anggaran terus melebar.

"Kami juga mengusulkan masyarakat bisa membayar vaksin mandiri untuk yang mampu, untuk memenuhi kebutuhan APBN kita juga. Tapi dengan tingkat kemampuan bayar berapa, itu nanti mandiri," ujar Erick.

Erick Thohir mengatakan, bakal ada 30 juta dosis vaksin yang akan diperoleh pemerintah dari perusahaan G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) dan perusahaan Sinovac asal Cina pada akhir tahun 2020. Menurutnya, dua BUMN yakni PT Bio Farma dan PT Kimia Farma terus menjalin komunikasi intensif dengan perusahaan Cina dan Uni Emirat Arab (UEA) terkait pengadaan vaksin.

"Kalau satu orang memerlukan dua dosis, maka 15 juta orang yang akan divaksin di akhir 2020, kalau uji klinisnya berjalan dengan baik," katanya

Kendati demikian, Erick menjelaskan terkait uji klinis vaksin Covid-19 ini masih terus dilakukan. Rencananya, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional akan mengambil sejumlah langkah strategis di sektor kesehatan untuk mencegah penyebaran virus dan penanganan dampak pandemi Covid-19 pada 2021.

Salah satunya, memperkuat kerja sama dengan negara lain untuk memperoleh vaksin lebih banyak lagi. "Di tahun 2021 sendiri, total komitmen ini kita masih meng-arrange, ada yang 290 juta sampai 340 juta," ujar Erick.


sumber: sindonews.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index