Tokoh Pers Sumbar: Uni Puan Maharani, Minta Maaf Itu Tidak Memalukan

Tokoh Pers Sumbar: Uni Puan Maharani, Minta Maaf Itu Tidak Memalukan
Kolase potret Puan Maharani dan almarhum tokoh PDIP berdarah Minang, Taufiq Kiemas, yang juga ayah kandungnya. /Antara

HARIANRIAU.CO - Wartawan senior Hasril Chaniago, menanggapi pernyataan Puan Maharani soal Sumatra Barat dan dukungannya terhadap negara Pancasila.

Hasril, dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa, 8 September 2020 malam, hadir sebagai tokoh pers Sumbar.

Dalam tanggapannya ia mendorong agar pengurus dan anggota PDI Perjuangan membujuk Puan Maharani minta maaf ke warga Sumbar, atas pernyataannya.

Hasril memanggilnya dengan sebutan 'uni', mengingat Puan merupakan anak Taufiq Kiemas, yang berdarah Palembang-Minangkabau.

Hasril juga mengenang kedekatannya dengan almarhum Taufiq Kiemas, yang menurut dia, sangat cinta Minangkabau.

"Hanya di samping foto presiden dan wakil presiden, ada dua foto besar di ruangan Pak Taufiq (di gedung MPR). Satu, foto Bung Karno, dua, Taufiq Kiemas Datuk Basa Batuah. Pakai adat Minang. Apa lagi yang kita ragukan tentang Minang-nya Uni Puan dan Ibu Mega?" kata Hasril, dalam unggahan video di akun YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu, 9 September 2020.

Ia lantas menyarankan agar pihak yang dekat dengan Puan untuk membujuk Ketua DPP PDIP itu buka suara atas pernyataanya soal Sumatra Barat.

"Mohonlah tolong kawan-kawan di PDIP itu bujuk Mbak Puan itu, minta maaf itu tidak memalukan, malah menimbulkan kehormatan. Dan meminta maaf itu bukan hanya karena kesalahan. Orang menunggu, betul itu (maaf) kata Hasto (Sekjen PDIP), kata Arteria, itu kata Basarah, yang kata Puan sendiri mana?" katanya.

Dikutip dari laman pikiran-rakyat.com, Hasril menceritakan bagaimana dulu Soekarno sangat dielu-elukan oleh masyarakat Sumbar, namun dijauhi karena memasukkan ideologi komunisme yang dianggap menentang pancasila.

Lebih lanjut, ia pun menyentil Arteria Dahlan yang juga turut hadir dalam acara tersebut dan mengungkit soal latar belakang keluarga Arteria Dahlan.

"Arteria Dahlan itu mamaknya itu Bachtaruddin, nama kakeknya itu. Bachtaruddin itu pendiri PKI Sumatera Barat dan anggota konstituante setelah Pemilu 1955," katanya, dalam acara yang mengangkat tema 'Sumbar Belum Pancasilais?' tersebut.

Halaman :

Berita Lainnya

Index