Gatot Nurmantyo: UU Cipta Kerja Punya Tujuan Sangat Mulia, Tapi...

Gatot Nurmantyo: UU Cipta Kerja Punya Tujuan Sangat Mulia, Tapi...

HARIANRIAU.CO -  Mantan Panglima TNI yang juga Presidium  Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gatot Nurmantyo angkat suara soal 'tudingan' yang diarahkan kepada wadah yang ikut didirikannya.

Melalui Channel Youtube Refly Harun, pada sesi dialog ''Tiga Aktivis Ditangkap, Gatot Nurmantyo Menjawab'', Gatot  memembantah anggapan kalau KAMI menjadi 'penggerak' aksi demonstrasi.

''Alhamdulillah, luar biasanya KAMI belum  berumur 2 bulan tapi bisa mengerahkan jutaan orang demonstrasi. Dan hebatnya KAMI tidak ikut,'' kata Gatot saat menjawab pertanyaan Refly.

''Saya pikir itu suatu persepsi orang betapa KAMI itu hebat. Tetapi bisa juga orang berpersepsi seperti itu, karena secara resmi KAMI mendukung demonstrasi yang dilakukan buruh dan mahasiswa,'' ungkap Gatot.  

Dalam kesempatan itu, Gatot mengungkapkan kalau pada dasarnya, dia sudah cukup lama mengetahui rencana Presiden Joko Widodo hendak membuat UU Cipta Kerja ini.

''Sejak saya dulu sebagai panglima TNI. Kurang lebih pertengahan periode pertama. Presiden itu pusing, pusing meningkatkan investasi. Karena di negara  kita ini, istilahnya kayak 'hutan belantara' Undang Undang.
Di mana UU ini banyak, tumpang tindih dari UU, PP, Perpres sampai Perda,'' kata dia.

Tumpang tindih ini kemudian, dikatakan dia, membuat birokrasinya panjang, ribet, sehingga investasi itu 'ragu-ragu', sehingga diperlukan UU yang merangkum semuanya.

''Jadi UU yang birokrasinya lebih simpel, efisien, kemudian ada jaminan investasi di sini. Aparaturnya bersih, menjanjikan akuntabilitasnya juga tinggi, keterbukaan sehingga dengan demikian, seorang pengusaha itu yang dipentingkan adalah kepastian, kepastian hukum dan kepastian ke depannya. Karena seorang bisnismen, dia harus tahu, saya investasi di sini kedepannya bagaimana,'' papar Gatot.

Gatot juga memuji dan mengatakan pada hakekatya, undang Undang ini punya tujuan sangat mulia.

''Saya tahu, UU ini tujuannya sangat mulia. Karena dengan demikian, investasi akan datang, roda ekonomi berputar, ekspor banyak, pajak masuk banyak, kembali lagi kepada masyarakat, sehigga sandang pangan dan papan masyarakat bisa,'' imbuhnya.

Disamping itu, lanjut Gatot, tekanan pada pemerintah sangat tinggi. ''Mengapa tinggi? karena setiap tahun itu di Indonesia tambah 3 juta tenaga kerja baru. Di dalam 3 juta ini, ada 1 juta yang sarjana.  Dari mana itu, karena di Indonesia ini ada 4.500 sekian perguruan tinggi. Kalau masing-masing 250 saja, itu sekitar 1 juta,'' urai dia.  

Kewajiban Pemerintah harus menyiapkan ini, lapangan kerja ini. Menyiapkan Lapangan kerja ini artinya harus ada investasi baru untuk lapangan kerja ini.

Pemerintah juga harus memfasilitasi WTO. Dari akumulasi inilah harus dibuat terobosan untuk UU itu dijadikan satu.

''Permasalahan ini saya yakin inilah yang diharapkan presiden. Tapi pelaksanaan yang membuat saya tidak tahu. Saya belum baca. Yang jelas  ada 79 UU dijadikan satu. Kemudian ada 1.244 pasal di 812 halaman,'' imbuh Gatot.

''Imajinasi saya waktu itu, yang dijadikan satu ini bukan UU. Karena UU yang ada 79 itu dijadikan satu pasti akan jadi  masalah baru. Tiba-tiba ini diproses, kemudian prosesnya seperti 'siluman'. Tengah malam diadakan, jadi yang dikatakan siluman itu tidak transparan. Ini merupakan pertanyaan,'' kata dia.

Kemudian UU ini ada sesuatu yang ini yang saya katakan, presiden sehari atau dua hari sebelumnya mengatakan dalam posisi seperti ini jangan membuat kegaduhan. Tapi DPR sendiri ngetok.

''Justru inilah yang membuat kegaduhan. Kegaduhan berdasarkan analisa dari berbagai guru-guru besar di perguruan,'' kata dia.

''Intinya begini, UU ini untuk meningkatkan investasi itu harus ada. Tapi di dalam ini yang diatur ada pengusaha, ada buruh. Nah, aturan tentang pengusaha dan buruh ini tidak boleh ada garis mau perang.

Kemudian tidak boleh berat sebelah. Harusnya dilihat, kita perlu pengusaha, kita juga perlu buruh,''jelasnya.  

''Pengusaha tanpa buruh tak ada yang kerja. Buruh ada tanpa perusahaan mau kerja di mana. Dan inilah yang harus arif dan bijaksana dalam UU yang ada ini, mengakomodasi semuanya berjalan seimbang,'' sambung dia.  

Namun begitu, Gatot menjelaskan semua ini akan menjadi lebih efisien dan ada kepastian.

Buruh, sebut Gatot  adalah representasi rakyat indonesia dan gajinya rendah, yah janganlah dibuat susah lagi.

Disinilah, maka KAMI ini  selalu menyuarakan suara hati rakyat. Jadi Apa yang suara hati rakyat,

Halaman :

Berita Lainnya

Index