IPW: Habis Copot 2 Kapolda, Sekarang Giliran Kapolri Harusnya Dicopot Presiden

IPW: Habis Copot 2 Kapolda, Sekarang Giliran Kapolri Harusnya Dicopot Presiden
Kapolri Jenderal Idham Azis


Namun, kata Neta, Polri beserta jajarannya tidak bertindak tegas kepada pendukung HRS yang melanggar protokol kesehatan saat itu.

Akibatnya, hal serupa kembali terjadi. Yakni saat acara pernikahan putri HRS di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11).

Kemudian, lanjut Neta, kerumunan juga terjadi di Puncak Bogor, Jawa Barat.

Sementara, sambungnya, Kapolri Idham Azis baru bergerak setelah Jokowi berteriak agar tak membiarkan para pelanggar protokol kesehatan.

"Akibatnya, Rizieq mendapat angin hingga membuat kerumunan massa lagi di Petamburan dan di Puncak Bogor. Setelah Jokowi "teriak", baru kapolri bertindak," tandas Pane.

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Idham Azis mencopot dua Kapolda karena dinilai tidak melaksanakan perintah dalam menegakkan protokol kesehatan.

Dua Kapolda yang dicopot yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi.

Pencopotan keduanya tertuang dalam Surat Telegram Nomor ST/ 3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020.

Hal itu dibenarkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020).

"Ada dua Kapolda yang tidak melaksanakan perintah dalam mnegakan protokol kesehatan, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jabar," kata Argo.

Argo menyebut, dua kapolda itu dicopot dari jabatannya karena tidak melaksanakan perintah menegakkan protokol kesehatan.

Adapun Kapolda Metro Jaya dicopot kareba tidak menerapkan penegakan protokol kesehatan di acara pernikahan putri Habib Rizieq.

"(Dicopot) karena tidak terapkan protokol kesehatan atas diselenggarakan acara resepsi pernikahan anak HRS," ujar Argo.

Sementara, Kapolda Jabar dicopot lantaran membiarkan kerumunan saat Habib Rizieq menggelar acara di Megamendung, Puncak.

Selain keduanya, Kapolri juga mencopo Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto dan Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy.

Alasannya, sama. Keduanya dinilai membiarkan terjadi kerumunan di Petamburan dan Megamendung.

Halaman :

Berita Lainnya

Index