4 Tipe Orang yang Bakat Selingkuh Menurut Tes Kepribadian Myer-Briggs

4 Tipe Orang yang Bakat Selingkuh Menurut Tes Kepribadian Myer-Briggs
ilustrasi/int

HARIANRIAU.CO - Ketika seseorang berselingkuh, kadang kita bertanya-tanya adakah sinyal bahaya dari aspek kepribadian orang itu yang tidak kita sadari sebelumnya? Apakah tidak setia sudah menjadi wataknya?

Tentunya ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bertindak gegabah dengan mengkhianati pasangan. Namun kadang memang ada kecenderungan untuk perilaku seperti ini jika ditilik dari kepribadiannya.

Salah satu indikator untuk menilai apakah seseorang berbakat selingkuh atau tidak bisa dilihat dari tes kepribadian Myer-Briggs. Tes ini bisa menunjukkan kecenderungan seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, berpikir, dan bertindak. Termasuk cara mereka dalam memandang dan menjalani hubungan.

Ada 16 kemungkinan tipe kepribadian menurut Myer-Briggs. Berikut ini 4 di antaranya yang paling mungkin untuk selingkuh, seperti dilansir Elite Daily.

ISFP (Introversion-Sensing-Feeling-Perception)
Mungkin terdengar mengherankan jika seseorang yang introvert dan sensitif punya bakat berselingkuh. Tapi perlu diingat, ISFP adalah tipe kepribadian petualang. Mereka paling tidak suka terkekang dalam sebuah komitmen.

Aspek sensing pada ISFP juga menandakan kecenderungan mereka untuk fokus pada saat ini. Jadi tidak terlalu mengherankan jika mereka tidak berpikir panjang untuk selingkuh, yang ujungnya bisa merusak hubungan dengan pasangan.

"Individu yang kesulitan untuk mengendalikan impuls bisa saja berselingkuh, karena mereka lebih memikirkan kesenangan sesaat daripada efek jangka panjang atau konsekuensi," Dr. Melanie Shapiro, seorang terapis berlisensi.

ESTP (Extravertion-Sensing-Thinking-Perception)
Seperti ungkapan yang digunakan PersonalityPerfect, ESTP akan melompat sebelum mereka melihat apakah ada lubang di bawah kaki mereka, kemudian memperbaiki kesalahan yang mereka perbuat sambil jalan." Dengan kata lain, mereka cenderung bertindak sebelum melakukan evaluasi menyeluruh dari setiap aspek situasi yang sedang dihadapi.

Kecenderungan ini dapat diterjemahkan sebagai dorongan untuk selingkuh, karena mereka lebih mungkin bertindak tanpa mempertimbangkan bagaimana keputusan mereka dapat mempengaruhi pasangan.

Tipe kepribadian ini juga gemar mencari tantangan dan pengalaman baru. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin menemukan sensasi dalam mengambil risiko.

ESFP (Extravertion-Sensing-Feeling-Perception)
Tipe kepribadian ini kadang-kadang disebut 'sang penghibur' atau 'sang penampil'. Mereka adalah orang-orang dengan kehidupan sosial penuh warna, suka bersenang-senang, ramah, dan spontan.

ESFP akan menjadi pasangan yang selalu seru, namun dibalik suntikan gairah hidup yang dia berikan juga ada harga yang harus dibayar.

ESFP mungkin lebih ingin menikmati momen dan mencari kepuasan instan tanpa memikirkan efek jangka panjangnya. Selain itu, ESFP dapat dengan mudah terpecah perhatiannya.

Dua aspek di atas dapat menjelaskan kecenderungan ESFP untuk mencari kesenangan di luar komitmen jangka panjang yang sedang mereka jalin. Pendek kata, para pencari kesenangan ini sedikit lebih berisiko untuk menyerah pada godaan daripada beberapa tipe kepribadian lainnya.

ENTP (Extraversion-Intuition-Thinking-Perception)
ENTP memiliki banyak kualitas positif. Mereka sangat pandai, analitis, dan hebat dalam membaca karakter orang lain. Namun, mereka juga mudah bosan dengan rutinitas.

Pada kenyataannya, Anda jarang melihat ENTP melakukan hal yang sama dua kali. Untuk ENTP, aturan dibuat untuk dilanggar, yang berarti mereka cenderung tidak suka hidup selaras dengan norma.

Mereka menganggap aturan sebagai pengekang dan mereka cukup mahir dalam menemukan celah untuk menerobosnya. Semua karakteristik ini dapat membuat mereka lebih rentan untuk berselingkuh.

Itulah deretan kepribadian versi Myer-Briggs yang memiliki kecenderungan sifat untuk bersikap tidak setia. Tetapi sekali lagi harap diingat, perselingkuhan bisa terjadi karena banyak faktor. Artikel ini hanya berfungsi sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mawas diri, bukan untuk menghakimi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index