BPOM Restui Vaksin Sinovac untuk Lansia, Dokter Ingatkan Screening Diperkuat

BPOM Restui Vaksin Sinovac untuk Lansia, Dokter Ingatkan Screening Diperkuat
ilustrasi/int

HARIANRIAU.CO - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akhirnya menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 buatan Sinovac-BioTech, CoronaVac, untuk lansia. Dokter mengingatkan perlunya memperketat screening.

Dibanding usia yang lebih muda, lansia relatif lebih rentan terhadap penyakit komorbid atau penyerta. Salah satunya hipertensi, yang banyak menyebabkan tenaga kesehatan batal suntik pada vaksinasi tahap pertama.

"Saat ini saja yang orang muda ketik sakit COVID-19 baru menyadari bahwa dirinya punya komorbid," kata dr Vito A Damay, SpJP, dokter jantung dari Siloam Hospital, Minggu (7/2/2021).

"Tidak sedikit orang yang tidak sadar bahwa dirinya punya komorbid, juga lansia tentunya," lanjutnya.

Evaluasi individual untuk lansia, menurut dr Vito, penting dilakukan selain dengan mengisi lembar screening seperti yang selama ini dilakukan. Dalam banyak kasus, seseorang tidak menyadari dirinya memiliki komorbid maupun kondisi tertentu yang tidak disadari.

Informasi di Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS) tentang vaksin COVID-19 CoronaVac untuk lansia menyebut beberapa kondisi yang harus dilaporkan sebelum lansia bisa disuntik vaksin. Di antaranya:

Kesulitan untuk naik 10 anak tangga

Penurunan aktivitas fisik (sering merasa kelelahan)

memiliki 4 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabets, kanker (selain kanker kulit kecil), penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)

Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter

Penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun. 

Sumber detik.com

Halaman :

Berita Lainnya

Index