Mengupas Pasukan Pembungkam Aktivis di Saudi, Pembunuh Jamal Khashoggi

Mengupas Pasukan Pembungkam Aktivis di Saudi, Pembunuh Jamal Khashoggi
Putra mahkota arab saudi mohammed bin salman. ©2017 REUTERS/Faisal Al Nasser

HARIANRIAU.CO - Tujuh warga Arab Saudi yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi adalah anggota dari pasukan elit yang bertugas melindungi Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Demikian menurut laporan intelijen AS yang dirilis Jumat lalu.

Harian the New York Times memiliki catatan bahwa pasukan itu mempunyai tugas khusus untuk membungkam para pengkritik pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri setelah mewawancarai sejumlah pejabat AS yang sudah membaca laporan intelijen.

Peran dari satuan tugas yang bernama Pasukan Reaksi Cepat (RIF) dalam pembunuhan Khashoggi ini membuat intelijen AS memahami bawah Pangeran MBS memberi izin operasi pembunuhan itu.

"Anggota RIF tidak akan terlibat dalam pembunuhan itu tanpa sepengetahuan sang putera mahkota, kata laporan intelijen AS, seperti dilansir laman the New York Times, Minggu (28/2).

Pasukan ini "dibentuk untuk melindungi sang putera mahkota dan hanya mematuhi perintahnya" kata laporan tersebut pada Jumat lalu dan Kementerian Keuangan AS menyatakan pasukan RIF itu mendapat sanksi ekonomi karena terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Seperti apa sebetulnya pasukan pemburu para aktivis itu?

Pembunuhan Khashoggi menjadi salah satu operasi paling mengerikan dari pasukan elit ini. RIF mulai beroperasi sejak 2017, tahun ketika Pangeran MBS menyingkirkan pesaingnya untuk merebut posisi putera mahkota.

Menurut pejabat AS, pasukan RIF sudah menjalankan sejumlah operasi di dalam dan luar negeri--termasuk merepatriasi atau memulangkan warga Saudi dari luar negara Arab. Pasukan ini juga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan sejumlah aktivis perempuan yang menyerukan larangan perempuan mengemudi dicabut. Salah satu dari mereka adalah Loujan al-Hathloul yang dipenjara pada 2018 dan dibebaskan bulan lalu.

Pejabat AS juga mengatakan, seorang perempuan yang ditahan oleh RIF, seorang dosen, pernah mencoba bunuh diri pada 2018 karena mendapat penyiksaan psikologis. Sejumlah tahanan ditempatkan di dalam sebuah istnawa mewah milik Pangeran MBS dan ayahnya, Raja Salman.

Pasukan ini cukup banyak tugasnya, pada Jui 2018, pemimpin pasukan ini mengajukan pertanyaan kepada penasihat Pangeran MBS, apakah pasukan RIF akan mendapat bonus Idul Fitri. Demikian menurut laporan pejabat AS yang membaca laporan intelijen itu.

Tidak ada cukup bukti
Pasukan ini diawasi oleh Saud-al Qahtani, salah satu penasihat Pangeran MBS yang bertugas menjadi pemantau media Kerajaan. Salah satu tugas al-Qahtani adalah mengerahkan sekelompok pasukan dunia maya untuk membungkam suara para pengkritik kerajaan seperti Khashoggi. Laporan intelijen AS mengutip pernyataan al-Qahtani yang mengatakan dia "tidak mengambil keputusan tanpa persetujuan sang putera mahkota."

Pejabat AS mengatakan komandan lapangan dari pasukan RIF adalah Maher Abdulaziz Mutreb, pejabat intelijen yang kerap bepergian ke luar negeri dengan Pangeran MBS. Anggota pasukan RIF lainnya adalah Thaar Ghaleb al-Harbi, bekas pengawal kerajaan yang pada 2017 mendapat gelar kehormatan ketika terjadi penyerangan terhadap salah satu istana Pangeran MBS.

Laporan intelijen AS menyebut ketiga nama di atas sebagai anggota dari 21 personel yang "berperan atau bertanggung jawab dalam pembunuhan Jamal Khashoggi" atas nama Pangeran MBS.

Pemerintah Saudi sejak awal membantah keterlibatan Pangeran MBS dalam pembunuhan Khashoggi dan mengadili delapan orang atas peristiwa itu. Pemerintah Saudi tidak pernah merilis delapan nama itu.

September tahun lalu pengadilan Saudi mengumumkan lima dari delapan orang itu dihukum penjara 20 tahun dan tiga lainnya mendapat hukuman lebih ringan. Sebagian terdakwa awalnya mendapat vonis hukuman mati tapi hukuman itu dicabut karena salah satu putera Khashoggi mengumumkan dia dan saudaranya sudah memaafkan para pembunuh ayahnya.

Belum diketahui apakah anggota RIF ada yang diadili atau dihukum, namun pemerintah Saudi mengumumkan al-Qahtani sudah dibebaskan lantaran jaksa mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mengadilinya dalam kasus pembunuhan Khasoggi.

sumber www.merdeka.com/

Halaman :

Berita Lainnya

Index