Fikirkan Masalah Dimas Kanjeng, Nyonya Saudah Meninggal Dunia Diduga Stres

Fikirkan Masalah Dimas Kanjeng, Nyonya Saudah Meninggal Dunia Diduga Stres

HARIANRIAU.CO - Nyonya Saudah (43) warga Dusun Pasar, Desa Nguling, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jatim, salah satu pengikut Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, meninggal dunia secara mendadak Sabtu (1/10) lalu. Almarhumah diduga terkena serangan jantung akibat stres berat, setelah mendengar guru besar, pengasuh, sekaligus pemilik Padepokan Dimas Kanjeng, Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap Ditreskrimum Polda Jatim atas dugaan keterlibatan pembunuhan dan penipuan terhadap para pengikutnya.

“Nyonya Saudah ini sudah lama menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo yang memiliki ribuan pengikut dari seluruh pelosok negeri. Almarhumah dikenal sangat aktif mengikuti kegiatan padepokan, mulai istighotsah hingga tinggal dan menetap di tenda ‘perjuangan’ di lokasi padepokan,” ujar Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan Yudha Triwidya Sasongko, Rabu (5/10) pagi.

Yudha yang didampingi Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nguling, Kecamatan Nguling, Pasuruan, Mulyono, menjelaskan, Saudah jatuh sakit dan meninggal mendadak sejak Dimas Kanjeng Taat Pribadi ditangkap polisi beberapa hari lalu. Keluarga besar Saudah menduga keras, almarhumah terkejut dan sama sekali tidak pernah menyangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang menjadi mahaguru padepokan melakukan kejahatan (pembunuhan Abdul Gani dan Hidayah Ismail yang dikenalinya) hingga harus ditangkap polisi.

Menurut pengakuan Saudah sebelum meninggal dunia, selama ini almarhumah mengenal Dimas Kanjeng sosok maha guru spiritual yang baik hati, suka membantu, dan memberi sedekah (sodaqoh) kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. Saudah sudah menyetorkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah ke padepokan. Bahkan, hutang Saudah kepada banyak orang juga sudah menumpuk karena dipakai untuk mahar sebagaimana diwajibkan bagi pengikutnya setiap datang ke padepokan.

“Almarhumah sangat kepikiran nasib kedepannya seperti apa karena menjadi pengikut Dimas Kanjeng beberapa tahun terakhir ini sudah menguras seluruh harta bendanya untuk mahar dengan janji akan dilipatgandakan 1.000 kali,” ujar Mulyono. 

Dia menambahkan, Saudah juga menerima titipan uang mahar dari tetangga dan kenalannya untuk bisa digandakan di Padepokan. “Mereka ini menitipkan uang itu karena tertarik dengan ceritera Saudah dengan tenang kehebatan Dimas Kanjeng yang dipercaya bisa menggandakan uang hingga 100 sampai 1.000 kali dari jumlah uang mahar yang ‘dititipkan’. Sedikitnya ada 15 orang yang menitipkan uang mahar ke Saudah, dengan nilai ratusan juta,” tandas Mulyono.(Beritasatu). 

Halaman :

Berita Lainnya

Index