Amran Sulaiman Disebut Punya Potensi Gandeng Tiga Partai

Amran Sulaiman Disebut Punya Potensi Gandeng Tiga Partai
Amran Sulaiman

HARIANRIAU.CO -  Pilpres 2024 gaungnya sudah memanas. Para tokoh-tokoh populer pimpinan parpol maupun figur non parpol sudah hangat dibicarakan.

Tokoh-tokoh kader parpol seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Ami), Puan Maharani dan Ganjar Pranowo (PDIP), hingga tokoh-tokoh non parpol seperti Anies Baswedan, Andi Amran Sulaiman, dan Erick Thohir pun muncul dan menjadi pembicaraan publik.

Lalu seperti apa publik merespon figur-figur tersebut? Dan apakah figur-figur tersebut punya basis massa dan kesiapan penunjang lainnya untuk maju dan meyakinkan publik serta elit-elit politik?

Dalam analisisnya, Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan, basis Jokowi akan menjadi rebutan para capres dari kubu istana. Sedangkan basis oposisi akan menjadi rebutan capres kritis terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

“Anies Baswedan dan AHY kemungkinan besar akan menjadi tokoh-tokoh pilihan kubu oposisi, sebab keduanya lah tokoh yang hingga hari ini konsisten berada dijalur oposisi,” kata Suwadi.

Dia melanjutkan, jika Anies dan AHY bersatu atau berpasangan, maka 80 persen suara dari basis-basis opisisi atau beda haluan pemikiran dengan pemerintah akan bersatu mendukung Anies – AHY.

“Namun jika keduanya memilih maju masing-masing maka suara-suara pemilih dari basis oposisi akan terpecah oleh kedua tokoh tersebut. Jadi idealnya Anies – AHY sebaiknya berpaket maju di pilpres 2024,” tandasnya.

Sedangkan figur tokoh seperti Ganjar Pranowo, Airlangga Hartanto, Puan Maharani, Andi Amran Sulaiman (AAS) serta Gus Ami kemungkinan besar akan memperebutkan suara-suara pendukung Jokowi di 2024 nanti.

“Namun kemungkinan hanya dua pasangan yang akan muncul diantara ke 5 tokoh tersebut,” jelasnya.

Prediksi Suwadi, Andi Amran Sulaiman (AAS) punya kemampuan menggandeng PAN, PKS, dan PPP sebagai pengusungnya meskipun hanya mengincar cawapres saja.

“Artinya AAS bisa meyakinkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, maupun Airlangga Hartanto untuk melirik AAS sebagai pasangannya di pilpres 2024 nanti,” kata Suwadi.

Alasan rasional AAS bisa meyakinkan PAN, PKS, PPP disebabkan oleh dua hal. Pertama, AAS bisa mengunci kawasan timur Indonesia untuk dijadikan basis-basis penopang suara dari Pulau Jawa dan Indonesia barat.

“Sebab AAS beserta group bisnis dan jaringan politiknya telah mengontrol perpolitikan kawasan timur Indonesia. Sepanjang 5 tahun terakhir dengan AAS berkontribusi di setiap ajang pilkada di kawasan intim. Selain itu jaringan usaha AAS dan mitranya Andi Syamsuddin Arsyad (Haji Isam) menguasai kawasan Pulau Sulawesi, Kalimantan hingga Papua,” tegas Suwadi.

Alasan kedua AAS bisa yakinkan PAN, PKS, PPP, karena ketiga parpol ini tidak memiliki figur internal yang layak maju di pilpres 2024.

Alasan ketiga, AAS figur yang sangat siap cost politik untuk maju tanpa memerlukan bantuan dari donatur manapun. Koalisi AAS dan mitranya Haji Isam sudah siap tempur menatap pilpres 2024. Sekedar informasi H. Isam adalah Keponakan dari AAS dimana Orang tua H. Isam bersepupu dengan AAS.

“Jadi calon presiden seperti Ganjar Pranowo, Prabowo, Airlangga kemungkinan besar akan menjadikan AAS sebagai target utama untuk cawapres karena alasan-alasan tersebut,” yakinnya.

Selain AAS, dua tokoh patut dihitung sebagai figur cawapres yang berpotensi dilirik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga adalah Gus Ami. Bermodalkan PKB dan jaringan NU tentu Gus Ami layak dihitung para figur capres.

Begitupun dengan sosok Erick Thohir yang juga punya kedekatan dengan NU, jaringan pengusaha, serta memiliki kesiapan cost politik yang mumpuni untuk meyakinkan capres seperti Ganjar Pranowo, Prabowo, serta Airlangga.

“Sedangkan sosok Puan Maharani yang memiliki modal infrastuktur PDIP dan status sebagai pegendali jaringan koalisi pemerintah seharusnya mempersiapkan diri maju sebagai capres bukan cawapres. PDIP sebagai partai penguasa sangat tidak tepat jika hanya mengincar posisi cawapres,” beber Suwadi.

Menurut Suwadi, dalam menentukan capres PDIP mendahulukan siapa diantara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani yang mendapatkan dukungan rakyat terbanyak untuk diusung maju sebagai capres.

“Tentu tolak ukurnya adalah siapa tertinggi elektabilitasnya, berarti itulah yang diinginkan rakyat,” imbuh Suwadi.

Halaman :

Berita Lainnya

Index