Australia Janji Kirim Bantuan Medis ke RI, Oposisi: Bantuan Terlalu Sedikit

Australia Janji Kirim Bantuan Medis ke RI, Oposisi: Bantuan Terlalu Sedikit
Scott Morrison

HARIANRIAU.CO - Australia akan segera mengirimkan 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, 170 tabung oksigen, dan 40.000 alat tes Covid-19 ke Indonesia.

Selain itu Canberra juga juga berjanji akan mengirim 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Indonesia tahun ini, yang diambil dari pasokan domestik Australia.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengaku sudah membahas hal ini dengan Menlu RI, Retno Marsudi.

Selain pasokan medis dan alat tes, Menlu Marise mengatakan, Australia juga akan membantu untuk "memperluas kapasitas tes yang cepat dan membantu fasilitas medis darurat di Indonesia.

Sebanyak 2.5 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dijanjikan oleh Australia akan diambil dari 20 juta dosis yang sebelumnya dijanjikan Perdana Menteri Scott Morrison untuk didistribusikan ke Kepulauan Pasifik dan negara-negara Asia Tenggara

Pemerintah Australia menyebut, ada 15 juta dosis vaksin yang dicadangkan untuk negara-negara Kepulauan Pasifik. Ini berarti Indonesia akan mendapatkan sekitar setengah dari sisa dosis yang ada.

Selain itu, pemerintahan PM Morrison telah menjanjikan 100 juta dollar Australia untuk membantu Indonesia. Sebagian besar dana itu digunakan untuk membeli lebih banyak vaksin guna mengatasi kesenjangan pasokan.

Australia juga telah memberikan pinjaman 1,5 miliar dollar Australia kepada Indonesia untuk membantu mengatasi guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Harus Lebih Responsif

Namun pihak oposisi Australia menekan pemerintahnya dengan menyebut, Australia harusnya lebih responsif terhadap krisis Covid-19 di Indonesia dan kawasan lainnya.

Mereka menuduh pemerintah Australia saat ini telah mengabaikan hubungan Australia dengan Indonesia.

Australia telah memberikan komitmen 130 juta dollar Australia kepada fasilitas COVAX yang menyediakan dosis vaksin ke beberapa negara berkembang termasuk Indonesia.

Partai Buruh, yang menjadi oposisi Pemerintah Australia, berpendapat komitmen Australia untuk dana tersebut terlihat sedikit.

Padahal jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya termasuk Inggris dan Kanada, yang keduanya telah berkomitmen lebih dari 1,3 miliar dollar Australia untuk COVAX.

Tanggapan ini disambut oleh beberapa pakar kebijakan luar negeri.

Mereka mengatakan Indonesia mungkin membutuhkan lebih banyak dukungan dalam beberapa bulan ke depan.

Ben Bland dari Lowy Institute mengatakan kemungkinan besar krisis Covid-19 di Indonesia akan memburuk.

"Ini adalah bantuan darurat kecil, yang saya yakin akan dihargai. Tetapi saya pikir Australia dan mitra Indonesia lainnya harus berbuat lebih banyak di tahun-tahun mendatang," kata Bland

"Karena kita dapat melihat bahwa untuk negara-negara berkembang pada khususnya, dan bagi kita semua, Covid kemungkinan besar akan menjadi krisis selama bertahun-tahun," tambahnya lagi.

Archie Law, dari lembaga bantuan Save the Children mengatakan, situasi di Indonesia mungkin akan memerlukan bantuan, seperti yang diberikan setelah bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004.

Menurutnya, respon Australia atas lonjakan pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah awal yang baik, tetapi masih diperlukan lebih banyak lagi.

"Saya tahu ini masih masa-masa awal , tapi rasanya kita harus mempertimbangkan respon seperti yang kita lakukan pada Aceh untuk mendukung Indonesia," katanya.

“Itu berarti memobilisasi seluruh masyarakat, lintas pemerintah, lintas sektor swasta dan lintas lembaga swadaya masyarakat," tambahnya lagi.

sumber ABC Indonesia

Halaman :

Berita Lainnya

Index